Cukup Beralasan, Kekhawatiran Pramono Soal Jokowi Lengser

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung. (Foto Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB), Damai Hari Lubis, menilai kekhawatiran Sekretaris Kabinet Pramono Anung bahwa Presiden Joko Widodo bisa lengser jika berkunjung ke Kediri, Jawa Timur, cukup beralasan.

Damai mengatakan peristiwa presiden lengser di tengah jalan bukan hal baru bagi Indonesia. Sejak berdiri, Indonesia sudah tiga kali mengalami peristiwa tersebut, yaitu pada saat Presiden Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur. “Bisa jadi Pramono Anung benar, Jokowi jatuh di tengah jalan, karena sudah ada bukti empiris tentang hal itu,” kata Damai seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Ahad (16/2/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut dia, banyak faktor yang mendukung kekhawatiran Pramono Anung bahwa presiden bisa lengser di tengah jalan. Salah satunya, janji-janji kampanye yang masih banyak belum terpenuhi oleh Jokowi, baik di periode pertama maupun kedua.

Belum lagi, kata dia, anggapan publik bahwa Jokowi tebang pilih dalam penegakan hukum pada koruptor. “Janji-janji gombal sebelum jadi presiden 2 kali, bahkan masih santer janji saat sebelum jadi Gubernur DKI (mobil Esemka),” tambahnya.

Jadi, menurut Damai, Pramono memang layak khawatir dengan klenik yang akan membuat presiden lengser keprabon. Ini lantaran fakta yang ada memang menunjukkan bahwa Jokowi sedang lemah.

“Sehingga mindset-nya dibarengi banyak fakta isu. Pramono bisa benar pendapatnya yang dihubungkan dengan ‘lengser bukan pada waktunya’ bila seorang pemimpin (Jokowi) berkunjung ke Kediri,” jelas Damai.

Sebelumnya, Seskab Pramono Anung mengaku telah melarang Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kediri. Ia percaya Kediri sebagai daerah angker untuk presiden. Pramono mengungkapkan hal itu saat mengunjungi Kediri, Sabtu (15/2/2020). Ia datang bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Mereka meresmikan rusunawa di Ponpes Lirboyo, Kediri.

Saat itu Pramono memberikan sambutan di hadapan para kiai sepuh pengasuh Ponpes Hidsyatul Mubtadien, Lirboyo. Menurutnya, Kediri merupakan wilayah yang wingit untuk didatangi presiden.

Ngapunten (maaf), Kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung di Kediri,” ujar Pramono disambut gelak tawa para undangan.

Sikap yang diambil Pramono bukan tanpa sebab. Pramono menceritakan bahwa dahulu, Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sempat berkunjung ke Kediri. Namun, setelah itu, ada gejolak di ibu kota hingga terjadi pelengseran Gus Dur dari kursi Presiden RI.

“Saya masih ingat karena, percaya atau tidak percaya, Gus Dur, setelah berkunjung ke Lirboyo, tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta. Kalau Pak Wapres tidak apa-apa,” tutur Pramono.

“Namun, kalau untuk menteri, nanti kalau ada acara-acara Musyawarah Himpunan Santri Lirboyo keempat, nanti tinggal memilih siapa menteri yang ingin didatangkan. Tinggal hubungi saya,” lanjut Pramono.

Pernyataan Pramono menanggapi sambutan KH Kafabihi Mahrus, yang menjelaskan bahwa Kediri daerah wingit atau angker untuk presiden. Namun ada cara bagi presiden yang ingin berkunjung ke Kediri dengan aman, yaitu dengan berkunjung atau ziarah dan berdoa di makam Syekh Al Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri.

“Jadi, saat berkunjung ke Kediri, juga berziarah dan berdoa di makam Syekh Al Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri. Kenapa demikian, karena Mbah Wasil merupakan penyebar agama Islam jauh sebelum para wali,” jelas KH Kafabihi. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *