Hikmah Siang: Kikir Dapat Mempersingkat Umur

Ilustrasi Jauhi sifat kikir (dok).
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Hikmah Pagi tadi membahas soal kikir atau bakhil dan kali ini kita lanjutkan dengan ancaman Allah bagi orang yang kikir. “Orang pelit kuburannya sempit”. Demikian bahasa sindiran yang berkembang di masyarakat. Namun tahukah Anda, betapa mengerikannya ancaman bagi orang yang kikir, pelit atau bakhil?

Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

أَنَّ البُخْلَ يَقْصُفُ الأَعْمَارَ، وَيَخْرِبُ الدِّيَارَ، وَأَنَّ البِرَّ يَزِيْدُ فِي العُمْرِ

“Sifat pelit itu memendekkan umur dan dapat meruntuhkan tempat tinggal. Sedangkan kebaikan itulah yang menambah umur.” (Tafsir As-Sa’di cetakan Muassasah Ar-Risalah, hlm. 981, Tafsir Surah Al-Humazah)

Tidak hanya itu, berdasarkan hasil penelitian yang ada di Duke-Nus Graduate Medical School For Cognitive Neuroscience, kebiasaan seperti suka bermuram, duduk terlalu lama, pelit, terobsesi pada usia, dan berjalan terlalu lamban juga bisa memperpendek usia seseorang.

Bahkan dalam Al-Quran, Allah dengan tegas berfirman:

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat,” (QS. Ali Imran [3]: 180).

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dzalim, karena kedzaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka,” (HR: Muslim).

Karena pahamnya Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu tentang akibat kebakhilan ini, ada sebuah riwayat dari Abi Hayyaj al asadi beliau berkata:

“Suatu hari aku berthawaf di baitullah. Kemudian aku melihat seseorang berdoa : Allahumma qinii syukha nafsi (ya Allah jagalah diriku dari kebakhilan) tidak menambah dari itu. Aku katakan kepadanya, kenapa? Kemudian ia berkata: Sesungguhnya jika diriku terjaga dari kekikiran, maka aku tidak akan mencuri, berzina, dan melakukan perbuatan dosa lainnya. Dan ternyata seseorang tersebut adalah Abdurrahman bin ‘Auf”. (Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dalam Jaami’ul Bayan: 228/12/28).

Wallahu A’lam bish Shawab.

(Sumber: kawula.id).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *