Hikmah Malam: Tiga Level Kesombongan yang Bikin Masuk Neraka

Ilustrassi kesombongan manusia (dok)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Sombong atau takabur adalah sifat dasar iblis, karena kesombongan itu pula iblis diusir ke bumi dan memohon agar menggoda Adam dan anak-anak keturunannya, Allah pun mengabulkan keinginan itu, sehingga bagi mereka yang tergoda akan menemani iblis sebagai penghuni neraka kelak.

Tak sedikit di antara kita yang sombong setelah berhasil memberi solusi bagi masalah orang lain. Ada juga yang merasa besar hati setelah berhasil membantu meringankan beban hidup orang lain. Tak jarang ungkapan kesombongan pun tanpa disadari muncul seperti, “Andai dia tidak aku bantu, pasti masalahnya tak pernah terselesaikan.” Ini adalah bentuk ungkapan sederhana tapi mengandung makna keangkuhan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi semua Bani Adam, benih-benihnya seringkali muncul tanpa disadari.

Paling tidak, kesombongan itu mempunyai tiga level antara lain; pertama, sombong disebabkan oleh faktor materi. Pada level ini, biasanya seseorang akan merasa lebih Kaya, lebih Rupawan, dan lebih Terhormat daripada orang lain.

Di level kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Dalam tahap ini, orang merasa sombong karena ia merasa lebih Pintar, lebih berkompeten dari orang lain, merasa menjadi orang yang paling Benar, dan merasa lebih Berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketigayang banyak orang terjebak karena merasa sombong akibat sudah berbuat baik kepada orang lain (sombong dalam kebaikan). Bisa jadi faktor kesombongan level ketiga ini sudah melekat lama pada diri kita tanpa sedikitpun disadari. Pada level ini, orang menjadi sombong karena ia merasa dirinya lebih Bermoral, lebih Pemurah, dan lebih Tulus dibandingkan dengan orang lain.

Kesombongan level ketiga ini sebenarnya jauh lebih halus dari dua level kesombongan lainnya. Mengapa? Karena orang yang sombong karena materi, maka ia mudah terlihat. Tapi, orang yang sombong karena pengetahuan apalagi sombong karena kebaikan sangat sulit terdeteksi. Sebab ia seperti benih-benih halus yang perlahan tapi pasti terus menjalar di hati seseorang.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melarang kita sebagai umatnya untuk bersikap sombong, sebab sombong adalah salah satu ciri dari warga neraka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong). (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dalam riwayat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada sahabat yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Nabi menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91).

An-Nawawi rahimahullah berkata, “Hadis diatas berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam).

Islam Melarang Sombong

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadis ini shahih).

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi).

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman: 18).

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (Q.S. An Nahl: 23).

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallambersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dosa Pertama Iblis

Sebagian salaf menjelaskan  bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Q.S. Al Baqarah: 34).

Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah).

Hakekat Kesombongan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91).

An-Nawawi rh berkata, “Hadis ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran.” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam).

Sejatinya, kita harus sadar karena kita hanyalah makhluk lemah yang masih sedikit sekali bersyukur atas segala limpahan nikmat-Nya. Kita hanyalah manusia-manusia akhir zaman yang berasal dari setetes air mani yang keji (Q.S. Ath Thariq ayat 5-6). Lalu, apa yang kita banggakan di muka bumi ini? Masihkah kita sombong dengan segala nikmat yang Allah titipkan kepada itu saudaraku? Wallahua’lam. (R02/P4)

(Bahron Ansori, wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *