Eskalasi Covid-19: Saatnya Gerakan Nasional Cegah Tuntas Virus Covid-19

Jubir Pemerintah untuk penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto. (Foto: Humas Setkab)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. Abidinsyah Siregar (Ahli Utama/ alumnus Public Health Management Disaster, WHO Searo, Thailand, dan Ketua PP IPHI)

#Breaking News 27 Kasus positif COVID-19 (10-03-20 jam 19.00 WIB)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Senin 9 Maret 2020 ada 2 berita penting terkait Virus COVID-19. Pagi hari diberitakan kasus positif terinfeksi virus COVID-19 bertambah sebagai kasus nomor 05 dan kasus No. 06.

Menjelang sore, juru bicara COVID-19 Indonesia Dr. Achmad Yurianto (yang alhamdulillah dipromosi Presiden melalui usulan pak Menkes menjadi Dirjen P2P Kemenkes). Di hadapan media massa menyampaikan ada penambahan 13 kasus positif virus COVID-19. Beberapa kasus berhubungan dengan kasus sebelumnya. Dengan demikian kini ada 19 kasus positif yang tinggal di Jakarta dan di luar Jakarta termasuk ada pasutri dan WNA.

Breaking news 10 Maret jam 19.00 oleh Juru Bicara Negara khusus Virus COVID-19 mengkonfirmasi tambah 8 kasus positif baru sehingga menjadi 27 orang, ada penularan dari luar negeri dan penularan dalam negeri.

Jika dianalisis dari grafik pertambahan sejak tanggal 2 Maret (2 kasus), 4 Maret (2 kasus baru), 8 Maret (2 kasus baru), 9 Maret (13 kasus baru) dan malam ini 10 Maret dengan 8 kasus baru, tampak jelas trend eskalatif pertambahan mengarah deret ukur.

Jika mengikuti sebagian pendapat epidemiolog yang mengatakan 1 kasus bisa berkembang menjadi 4 kasus baru, maka keadaan ini bisa memperburuk.

Karena ya harus ada upaya total strategis menghadapi ancaman nyata virus COVID.

UPAYA TOTAL CEGAH PANDEMI VIRUS COVID

Bapak Presiden selaku pemegang Komando Crisis Center Virus Corona sudah saat mempertimbangkan GERAKAN NASIONAL.

Satu dua Kementerian sudah tidak bisa dipaksakan memangku masalah ini. Sudah saatnya seluruh kekuatan nasional formal dan non-formal digerakkan untuk secara bersama menangkal Virus COVID-19 dengan Protokol Tunggal.

UPAYA SETEMPAT

Gerakan cepat Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat sangat diapresiasi. Dengan kewenangan otonomi telah melakukan tanggap cepat. Bahkan Pemprov DKI Jakarta membuat kebijakan jemput kasus suspect agar tidak menularkan.

DMI dipimpin langsung Ketua Umumnya HM Jusuf Kalla sudah turun langsung melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar masjid di Jakarta Selatan.

Pagi tadi saya mengikuti Seminar “SDM Unggul, Indonesia Maju” yang diselenggarakan PP KMA PBS dibuka Prof. Mahfud MD (Menkopolhukam) di Hotel Sari Pan Pasifik Jakarta, di pintu masuk mewajibkan setiap tamu keningnya di deteksi dengan thermal scanner.

IMBAUAN PEMERINTAH belum mendapat respons luas dari masyarakat.

Mungkin kurang informasi, dan tidak ada penggerak.

LUAR INDONESIA

Ada 3 negara menarik untuk kita lihat caranya merespons virus Corona.

ITALIA lambat merespons, hari ini 10 Maret ada 9.172 kasus dengan 463 kematian dan baru 724 yang pulih. Italia menjadi negara kedua terbanyak kasus suspect corona setelah China dan menjadi momok bagi Eropah.

ARAB SAUDI, begitu mendapat laporan ada jamaah umrah dari UEA dan Kuwait yang suspect virus corona, Pemerintah Kerajaan langsung membuat kebijakan menutup kedatangan jamaah umrah dari 22 negara dan yang sedang umrah dipercepat. Kebijakan dijalankan secara ketat dan tegas.

Arab Saudi mencatat 20 kasus dan 1 telah dinyatakan pulih. Tidak ada kematian.

ISRAEL, PM Israel barusan membuat kebijakan mengeluarkan semua wisatawan mancanegara keluar Israel termasuk pewisata rohani. Sekalipun kasus positif 46 orang masih dalam perawatan, 4 sembuh dan tidak ada kematian.

BERITA WHO:

Dari data WHO 10 Maret, tercatat jumlah total kasus terinfeksi positif virus Corona sebanyak 114.541 orang, yang pulih 64.266 orang. Meninggal sejak Desember 2019 sebanyak 4.028 orang (6%). Dalam kondisi serius ada 5.771 org.

Grafik kasus dan kematian masih trend.

MANAJEMEN BENCANA

Dalam pendekatan Public Health Management Disaster digunakan respons profesional menghadapi setiap kegawatdaruratan untuk melindungi masyarakat (yang rentan terpapar).

Membangun peran pendekatan: Edukasi, Mengajak dan Mobilisasi masyarakat untuk mencapai partisipasi yang kuat dalam kesiapsiagaan yang meliputi pengawasan, pengamatan, penelitian, pencarian, pengumpulan data dan sosialisasi kebijakan.

TITIK RAWAN PAPARAN VIRUS COVID-19.

1. Ada 135 pintu masuk dan keluar wilayah Indonesia yang masih rawan.

2. Ada sejumlah WNI/WNA saat fase puncak virus masuk ke Indonesia dan belum semua terpantau.

3. Ada ribuan terminal bus, stasiun KA, pasar, mall, RS/Puskesmas dan tempat-tempat umum lainnya, jangan spanduk peringatan, petugas pun belum ada.

4. Ada ribuan kantor pemerintah/swasta/hotel/sekolah juga tanpa spanduk dan petugas penyuluh.

MODEL GERAKAN NASIONAL

1. Semua tempat-tempat umum pemerintah/TNI/Polri/swasta/lembaga asing wajib menerapkan Protokol Cegah Virus COVID-19.

2. Seluruh penumpang moda transportasi darat, laut dan udara diwajibkan menjalankan Protokol Pencegahan Virus.

3. Pemerintah dapat mempertimbangjan mobilisasi ASN dan TNI/Polri serta mahasiswa program Studi Kedokteran dan Kesehatan sebagai Penyuluh Kesehatan bagi seluruh masyarakat.

4. Pusat penelitian universitàs dan lembaga sejenis dilibatkan untuk menemukan Vaccine virus Corona dan Vaccine DBD.

GERAKAN NASIONAL AKAN MENGKOORDINASIKAN SEMUA FUNGSI KESEHATAN DAN MENGENDALIKAN FAKTOR PEMBERAT TERMASUK KERAWANAN EKONOMI DAN KONSUMSI.

SAATNYA BAPAK PRESIDEN MENGGERAKKAN KOMANDO CRISIS CENTER VIRUS CORONA.

Salam Indonesia Sehat.

Jakarta, 10 Maret 2020.

(Dr. Abidin/ GOLansia.com)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *