Jakarta, hajinews.id-Penyebaran virus corona atau Covid 19 memaksa PBNU harus menunda Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU). Sedianya, dua kegiatan tersebut digelar 18-19 Maret, di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang Jawa Tengah.
“Langkah ini diambil bukan karena kepanikan atau kecemasan, namun semata-mata untuk kemaslahatan bersama,” demikian isi surat pemberitahuan PBNU tertanggal 11 Maret 2020 yang ditujukan kepada Pengurus Wilayah NU se-Indonesia dan tuan rumah Munas dan Konbes NU, Rabu (11/3).
Hal ini juga diusulkan Pengurus Cabang Istimewa United Kingdom (PCINU UK). Menurut Nur Hafida Hikmayani, pengurus PCI Muslimat United Kingdom dan pakar clinical epidemiology, bahwa Indonesia harus serius menangani kasus Covid-19.
Nur sendiri merupakan lulusan master dari Clinical Epidemiology University of Newcastle Australia dan Doktor Medical Informatics University College London (UCL).
“Keterlambatan dalam mencegah merebaknya wabah di suatu daerah, itu dampaknya sangat besar. Kalau wabah sudah memasuki suatu wilayah dan menyebar, kerugiannya akan sangat berlipat ganda, baik dalam hal jumlah korban, waktu dan kerugian lain yang terkait dalam hal ini adalah ekonomi,” katanya. (wh/duta)