HAJINEWS.ID- Meninggalkan salat adalah kekafiran, dan dosa kekafiran membatalkan semua ibadah termasuk puasa, maka tidak sah puasanya orang yang tidak salat.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”
[At Taubah: 11]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ
“Sesungguhnya, batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat.”
[HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]
Dan sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah sholat, barangsiapa meninggalkannya sungguh ia telah kafir.”
[HR. At-Tirmidzi dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 564]
Dari dalil-dalil diatad maka jelaslah bahwa orang yang berpuasa tapi tidak salat, tidak sah puasanya, karena meninggalkan salat adalah kekafiran yang menghapuskan seluruh amalan pelakunya. Dengan kata lain, puasa tanpa iman dan kesungguhan mengharap ridha Allah hanyalah mendapatlan lapar dan dahaga belaka.
(Lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 9/280-281 dan Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah, 19/87).
(sumber: t.me/sahabatkajiansunnah/fur)