Muhammadiyah: COVID-19 Bukan Konspirasi!

Haedar Nashir. (Facebook)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan pandemi Corona (COVID-19) bukan sebuah hasil konspirasi, karena setiap negara dilanda wabah akibat penularan virus SARS-CoV-2 tersebut.

“Pandemi ini bukan ilusi, bukan konspirasi, tetapi realitas obyektif yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia tetapi juga oleh seluruh bangsa di berbagai negara,” tegas Haedar melalui pengajian daring yang dipantau dari Jakarta, Jumat (10/7/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Haedar menegaskan, jangan terjebak pada pemikiran konspirasi yang justru membuat terlena terhadap konteks darurat penularan COVID-19 di tengah masyarakat.

Selain itu, kata dia, agar jangan berselisih yang tidak produktif hanya karena mempersoalkan konspirasi. “Kita tidak berselisih untuk hal ini karena ada hal mendasar yang harus kita pahami bersama. Konteksnya adalah konteks darurat pandemi. Ini adalah kondisi obyektif agar kita semakin nyata,” jelasnya.

Haedar menyebutkan Muhammadiyah sudah menggerakan sejumlah sumber dayanya untuk ikut membantu dalam penanganan COVID-19 seperti melalui layanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dimiliki.

“Jangan sebagai bagian Islam, kita menjadi bagian dari masalah atau menambah masalah. Kita harus jadi solusi. Saat ada musibah besar alhamdulillah Muhammadiyah mengambil langkah positif untuk memberi solusi itu. Agama dihadirkan untuk menjadi solusi,” terang Haedar.

Dia menekankan Muhammadiyah dalam ikut menanggulangi COVID-19 mengkombinasikan penjagaan jiwa dan agama. Dalam menjaga jiwa dilakukan dengan mencegah penularan dan menanggulangi COVID-19.

Sementara penjagaan agama, ujar Haedar, Muhammadiyah mengajak warganya untuk tetap menjauhi kerumunan meski itu seperti shalat berjamaah di masa COVID-19 demi keselamatan bersama.

“Kita mencegah penularan. Menjaga satu nyawa atau ‘hifzun nafs’ sama dengan seluruh nyawa, menjaga agama atau ‘hifdzudin’. Ini jangan dipertentangkan. Bukan tidak salat berjamaah dan salat di rumah itu tidak menjaga agama tapi ini sudah memiliki dasar pertimbangan syariah. Muhammadiyah berusaha ‘hifdzudin’ dan ‘hifdzunafs’ jangan dipertentangkan,” urai Haedar.

Sementara itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Jepara memolisikan posting-an soal Corona adalah konspirasi dokter dengan pemerintah daerah. Polisi bakal mencari pemilik akun maupun pengunggah posting-an yang dinyatakan Dinas Kominfo Jepara sebagai hoax itu.

“Iya (akan kami buru pengunggah posting-an itu), kami akan cek pemilik akun tersebut,” kata Kapolres Jepara AKBP Nugroho Tri Nuryanto seperti dilansir dari detikcom, Kamis (9/7/2020).

Nugroho memastikan akan menindak tegas pengunggah posting-an hoax tersebut. Pelaku akan diproses sesuai dengan koridor hukum. “Kita tindak lanjuti dan kita proses sesuai dengan prosedur,” tegas Nugroho. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *