JAKARTA, hajinews.id – Pengamat Sosio-Politik Fachry Ali menilai, pandangan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN cukup ‘mengejutkan’. Ini tak lepas dari kemunculan Erick yang saat ini bersentuhan dengan dunia politik sepenuhnya berdasarkan kinerja profesionalnya.
”Erick ini bukanlah hasil dari reproduksi negara, Namun, dia lahir sebagai global actor yang masuk menjadi Menteri BUMN. Di mana dia pernah memiliki klub sepak bola Inter Milan dan klub basket Philadelphia,” kata Fachry Ali dalam acara Diskusi Buku BUMN Berakhlak: Pesan Kepemimpinan Erick Thohir yang diselenggarakan Hajinews.id di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (15/7).
Fachry Ali melihat, ada tiga hal pokok yang perlu dicatat pada diri Erick. Yang pertama, dalam usia muda Erick melaju dengan cepat di atas struktur karir dunia usaha.
Kedua melihat usia karir yang baru berlangsung pada pertengahan 1990-an, Erick Thohir jelas sangat sedikit bersentuhan dengan fasilitas rezim Orde Baru. “Ketika Erick menerjunkan diri ke dunia usaha para konglomerat ciptaan negara Orde Baru telah tumbuh mekar jauh hari sebelumnya.
Kemudian yang ketiga, Erick mencapai puncak Ketika menjadi Ketua Asian Games 2018, Erick tidak pernah berada di dalam negara. ”Ini berarti bahwa keseluruhan struktur karir dan dunia usaha yang dikelolanya berlangsung sepenuhnya di luar negara.
Selebihnya, Fachry Ali menceritakan proses terbentuknya BUMN dari zaman Soekarno hingga BUMN di bawah kendali Erick Thohir.
”Di masa lalu, BUMN tidak pernah menjadi problem politik. Pertanian dan Perindustrian termasuk ESDM berdiri sendiri. Dan harus dilihat, BUMN itu adalah perpanjangan tangan negara di bidang Ekonomi,” katanya. (wh)