Mandiri Kembali Salip Laba BRI Setelah 15 Tahun

Ilustrasi (foto/net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Di tengah pandemi Covid-19 ini PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) di bawah komando Royke Tumilaar, per Mei 2020 berhasil menjadi bank pencetak laba terbesar di Indonesia atau sebesar Rp9,60 triliun.

Adapun PT  Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang saat ini dinahkodai Sunarso sejak September 2019 harus rela melepas kebanggaannya sebagai bank pencetak laba terbesar di Tanah Air yang disandangnya selama 15 tahun. BRI hanya membukukan laba Rp8,42 triliun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Untuk diketahui, BRI pada 2005  pertama kali mengalahkan Bank Mandiri dari perolehan laba, atau ketika kinerja Bank Mandiri sebagai bank terbesar terkoyak oleh non peforming loan (NPL) hingga 25% yang berujung dicopotnya ECW Neloe dari kursi direktur utama dan digantikan oleh Agus Martowardojo. Tepatnya per Maret 2005, BRI yang waktu itu dipimpin Rudjito mencetak laba Rp1,15 triliun, sedangkan Bank Mandiri hanya Rp519,28 miliar.

Meskipun tak lagi menjadi bank pencetak laba terbesar, Bank Mandiri di bawah kepemimpinan Agus Marto mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar. Namun laju aset BRI tak terbendung, terutama setelah dipimpin oleh Sofyan Basir yang dilanjutkan oleh Asmawi Syam pada 2015 dan Suprajarto pada 2017. Aset BRI menyalip PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) pada 2007. Aset PT Bank Central Asia Tbk (BCA) disalipnya pada 2008.

Terakhir atau pada 2016, BRI menyalip Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Sejak itu, BRI yang mempertahankan predikatnya sebagai bank pencetak laba terbesar sekaligus meraih mahkota sebagai bank paling besar di tanah air. Dan sebagai bank pelat merah, BRI berhasil menjadi perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar pada 2018 dan penyumbang deviden terbesar bagi negara pada 2019.

Setelah disalip Bank Mandiri, BRI juga berpotensi dibalap BCA yang mencetak laba sebesar Rp8,37 triliun atau terpaut tipis dengan laba BRI. Salip-menyalip memang biasa terjadi di saat krisis seperti halnya pembalap yang hanya punya kesempatan untuk menyalip rivalnya bukan di jalan lurus. Begitu juga dunia bisnis, seperti perbankan.

Lalu mampukah Sunarso dan timnya memompa laba BRI untuk kembali menjadi yang terbesar, atau setidaknya menahan kuntitan BCA? Atau, BRI mengalah sementara dan akan mengejar di akhir tahun 2020? BRI punya potensi kembali menyalip kembali jika kredit kredit UMKM yang di restrukturisasi kembali lancar. Kita tunggu saja ada balap perolehan laba di tengah banjir restrukturisasi kredit. (rah/infobank)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *