BPS: Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020 Minus 5,32 Persen

Kepala BPS Suhariyanto. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi 5,32 persen. Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini merupakan yang pertama kalinya sejak periode 1998 atau ketika Indonesia mengalami krisis finansial Asia.

Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2020 tercatat mencapai 2,97 persen atau mulai menunjukkan adanya perlambatan akibat pandemi COVID-19.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/8/2020), menyatakan
hampir seluruh lapangan usaha penyumbang produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi dan menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen pada triwulan II 2020. “Hampir seluruh lapangan usaha mengalami kontraksi,” kata Suhariyanto.

Dia menyebutkan lapangan usaha yang mengalami kontraksi dibandingkan periode sama tahun 2019 antara lain industri pengolahan yang minus 6,19 persen, perdagangan minus 7,57 persen, dan konstruksi minus 5,39 persen.

Lapangan usaha lainnya yang ikut tumbuh negatif adalah pertambangan minus 2,72 persen, administrasi pemerintahan minus 3,11 persen dan sektor terdampak paling besar yaitu transportasi dan pergudangan minus 30,84 persen.

Ia memastikan sektor lapangan usaha yang mengalami penurunan kinerja terimbas COVID-19 karena adanya penurunan aktivitas akibat berkurangnya permintaan dari masyarakat.

“Seperti industri pengolahan yang terkontraksi karena adanya penurunan pada produksi mobil dan sepeda motor yang cukup tajam, tekstil dan pakaian jadi karena berkurangnya permintaan, serta rokok akibat PSBB,” jelas Suhariyanto.

Meski demikian, masih ada sektor yang tumbuh positif dalam periode ini antara lain sektor pertanian 2,19 persen, informasi dan komunikasi 10,88 persen, serta jasa keuangan 1,03 persen. “Sektor pertanian terutama tanaman pangan masih tumbuh didorong oleh pergeseran musim tanam yang mengakibatkan puncak panen padi terjadi pada triwulan II 2020,” ungkapnya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *