Daftar Donatur Palestina
JAKARTA, hajinews.id – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei mengenai kepercayaan publik terhadap penanganan krisis pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil survei terbarunya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling memiliki kepekaan terhadap krisis pandemi Covid-19.
Dari rilis yang diterima hajinews.id, Kamis (20/8/2020), Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa Anies berada di peringkat pertama dengan nilai 72,9 dari 100.
Di bawah Anies yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan nilai 72,1, dan berikutnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di bawahnya dengan nilai 72,0. Peringkat keempat ditempati Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sedangkan peringkat kelima Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dan peringkat keenam Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
Burhanuddin menjelaskan sense of crisis Anies terhadap pandemi Covid-19 berdampak baik pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Wilayah DKI Jakarta menjadi provinisi terefektif kedua dalam menjalankan kebijakan PSBB selama pandemi. “Sumatera Barat paling tinggi, terus DKI Jakarta (skor 66,3), Jawa Barat (skor 66,3), Jawa Tengah (skor 65,8), Riau (skor 62,3),” terangnya.
Selain itu, lanjut Burhanuddin, DKI Jakarta juga memperoleh poin tertinggi dalam keberhasilannya menekan angka kematian akibat Covid-19. Sebanyak 67,6 persen responden menilai DKI Jakarta paling efektif, kemudian Jawa Barat di peringkat kedua dengan skor 67,4 persen, dan Sumbar 67,2 persen.
Dari survei yang digelar sejak awal Juli hingga awal Agustus 2020, dengan jumlah responden sebanyak 304 elite dari 20 kota di Indonesia itu, Indikator Politik Indonesia juga merilis bahwa mayoritas elite percaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu menangani Covid-19 di Tanah Air dengan baik.
“Sebanyak 14,8 persen elite sangat percaya Jokowi mampu menangani pandemi dengan baik. Sementara, 42,8 persen cukup percaya pada Jokowi. Kemudian, sebanyak 23,4 persen elite mengaku kepercayaannya terhadap Jokowi biasa saja. Sebanyak 16,8 persen tidak percaya dan 2 persen sangat tidak percaya. Sisanya, sebanyak 0,3 persen responden tidak menjawab,” beber Burhanuddin. (rah)
