Tangisan dan Doa Ketua IDI untuk 117 Dokter yang Wafat

Adib Khumaidi menyeka wajahnya dengan tangan saat memberi testimoni. (Foto/Antara)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Wafatnya para dokter yang menjadi korban saat menangani pandemi COVID-19 di Indonesia menimbulkan duka yang mendalam bagi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Air mata Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi “pecah” (menangis) ketika memberikan testimoni mewakili dokter pada acara Tahlilan dan Qunut Akbar digelar DPP Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, Jumat (18/9/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Teman-teman sejawat kami yang saat ini sakit membutuhkan doa dan kami ingin tetap bisa berjuang,” ujar Adib sembari menyeka mata dan wajahnya dengan tangan.

Adib mengatakan total korban COVID-19 dari pihak dokter saat ini mencapai 117 orang di seluruh Indonesia. Ia memerinci jumlah tersebut, terdiri dari 62 dokter umum, dan 55 dokter spesialis. “Dengan 4 dokter spesialis, di antaranya guru besar (ilmu kedokteran) juga,” ujarnya.

Adib berani mengatakan bahwa virus COVID-19 ini nyata, karena betul-betul terasa dampaknya bagi rekan-rekan sejawat yang berprofesi sebagai dokter maupun tenaga kesehatan.

“Kami lah yang melihat kondisi-kondisi yang saat ini terjadi. Kami yang merasakan, melihat pasien-pasien kami, juga merasakan teman-teman sejawat kami. Yang perlu kami sampaikan saat ini ada 117 yang terdiri dari 62 dokter umum, dan sisanya dokter spesialis,” ungkap Adib.

Adib mengatakan daerah dengan jumlah korban dokter meninggal dunia terbanyak akibat COVID-19 itu di Jawa Timur (30 orang). Kemudian menyusul Sumatera Utara (21 orang), Jakarta (16 orang), dan sisanya menyebar di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Selain itu, ada pula dokter-dokter yang sedang dirawat akibat positif COVID-19. Adib mengatakan bahwa mereka masih berusaha untuk sembuh. Karena itu, ia berterima kasih kepada DPP PKB karena telah mendoakan kesehatan dan keselamatan para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia.

“Mudah-mudahan Qunut Akbar pada hari ini memberikan kesembuhan kepada mereka. Dan InsyaAllah, kami para dokter serta jajaran tenaga kesehatan yang lainnya tetap siap berjuang untuk melawan pandemi COVID-19 ini,” kata Adib.

Secara khusus, PB IDI memohon dukungan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengawas Pelaksanaan Penanganan Bencana Pandemi Covid-19 DPR RI, agar dapat melakukan langkah-langkah pengawasan serta perlindungan dan keselamatan bagi para dokter.

Selain itu, kata Adib, PB IDI juga memohon peran serta para tokoh alim ulama dan para santri untuk menjadi agen-agen edukator kepada masyarakat tentang permasalahan mematuhi protokol kesehatan.

“Karena kami semata-mata sebagai dokter, ada keterbatasan. Maka kami mohon diajak mematuhi protokol kesehatan, mematuhi memakai masker, mematuhi untuk selalu mencuci tangan dan menjaga jarak, menghindari kerumunan-kerumunan dan selalu menyampaikan ini kepada seluruh lapisan masyarakat,” tutur Adib.

Ia percaya, dengan kemampuan dan kepercayaan masyarakat kepada para ulama dan para santri, maka InsyaAllah Indonesia bisa segera selamat dari bencana pandemi COVID-19.

Sebelumnya PB IDI telah meminta pemerintah membentuk komite perlindungan kesehatan bagi tenaga medis yang tengah berjuang melawan pandemi COVID-19. Pembentukan komite ini dinilai mendesak di tengah kian banyaknya dokter yang gugur akibat menangani pandemi.

IDI mengharapkan pemerintah segera melakukan upaya yang lebih konkret untuk memberikan perlindungan kepada dokter dan tenaga medis. “Kita harapkan pemerintah membentuk komite perlindungan tenaga medis dan tenaga kesehatan,” ujar Adib, Selasa (15/9/2020), seperti dilansir dari Kompas TV.

Adib menegaskan bahwa jika pemerintah menyetujui pembentukan komite tersebut, maka harus terintegrasi dengan para stakeholder di bidang kesehatan. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *