Hikmah Pagi: Menjaga Kehormatan Lisan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id,- Menjaga kehormatan dalam bahasa akhlak adalah murû`ah. Ini adalah akhlaq yang sangat mulia, yang apabila hadir dalam hati seorang pria atau seorang wanita, maka hidupnya akan produktif dan baik, jiwanya menjadi bahagia, keserakahan, hawa nafsu dan ketakjuban terhadap pendapat pribadi dalam jiwa terkoreksi.

Orang yang memiliki murû`ah dan perangai itu tertanam kuat di dalam hati akan beramal, beribadah dan taat kepada Allah SWT dengan baik. Sebab dia mengetahui bahwa melakukan hal-hal yang dilarang, memandang remeh hal-hal munkar dan tidak mengingkarinya termasuk perilaku yang merusak murû`ah.
Orang-orang yang menjaga murû`ah adalah orang-orang yang memiliki cita-cita yang tinggi dan keinginan yang kuat, sebab hanya cita-cita rendah sajalah yang dapat memupuskan nilai-nilai kemuliaan. Oleh karena itu, kita mendapati orang yang menjaga  murû`ah melakukan semua kebaikan dan berkompetisi dalam berbagai kebajikan. Mereka menggunakan adab dan akhlak yang mulia saat berinteraksi dengan manusia, saat bertutur dan berlaku, serius dan bergurau, senang dan sulit, bepergian dan bermukim, mencintai dan membenci.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Islam mengajarkan muru’ah kepada setiap pemeluknya,

Allah SWT berfirman :
QS Al-A’raf ayat 33

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Katakanlah, “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi, perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.

QS an-Nazi’at ayat 40 – 41

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ

Dan adapun orang – orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya . Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)

Macam- macam Muru’ah

Pertama adalah Muru’ah Lisan. Yaitu Lisan digunakan untuk menghantarkan kebaikan dan kemuliaan, dengan cara menggunakan lisan untuk mengajak kebaikan dan menjaga lisan dari keburukan dan kemaksiatan.
Lisan merupakan suatu yang besar. Jika digunakan pada suatu yang baik, maka ia akan menghasilkan kebaikan yang banyak. Tanpa perlu kita harus bercapek-capek. Namun apabila digunakan untuk yang buruk, maka ia akan mengantarkan kemurkaan Allah SWT.
:Allah SWT berfirman

أَلَمْ تَرَى كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ* تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ* وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ* يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki
(QS:Ibrahim | Ayat: 24-27).

Dan Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤمنُ باللهِ واليومِ الآخر فليَقُلْ خيراً أو ليَصْمُتْ

Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam
(HR Bukhari dan Muslim).
Jagalah lisan dan pertimbangkanlah sebelum berucap dan mengatakan. Apakah ucapan ini berdampak baik atau tidak. Karena apa yang kita ucapkan akan dihisab dan dicatat di lembar-lembar catatan amal.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir
(QS:Qaaf | Ayat: 18).

أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ ۚ بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ

Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka
(QS:Az-Zukhruf | Ayat: 80).

Yakinlah apa yang kita katakan ada yang mencatatnya dan akan diminta pertangung-jawaban atas hal itu. kalau ucapan tersebut baik, maka akan berbuah kebaikan pula.

Inilah salah satu menjaga kehormatan dari lisan. (sumber: griyaalquran).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar