Hajinews — Mantan komisioner Komnas HAM asal Papua, Natalius Pigai merasa dihina dengan pernyataan rasisme oleh pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda dan Denny Siregar. Akan tetapi hingga kini polisi belum juga mengusut persoalan tersebut.
“Di tahun 2021 ini, Abu Janda menyatakan kepada saya Natalius evolusi belum selesai. Itu sama dengan dulu politisi Rusia menyatakan seluruh orang Afrika evolusi belum selesai. Ini polisi belum usut,” ucap Pigai dalam acara talk show bertajuk “Ketika Pigai Bertikai” di iNews Room, dilansir IDNMerdeka, Kamis (28/1).
“Yang berikut, itu Denny Siregar sampaikan bahwa (virus) corona lebih takut kepada Natalius, masih mending Raffi Ahmad,” tambah Pigai.
Pigai menyebut buzzer seperti Abu Janda dan Denny Siregar merupakan herder (gembala) yang dipelihara dan diarahkan oleh kakak pembina.
Ia menganalogikan kakak pembina sebagai majikan yang memegang remot kontrol untuk mengatur dan mengarahkan herder.
“Jadi mereka ini macam herder-herder yang disetting,” cetus Pigai.
Meski jadi korban rasisme, Pigai menyatakan tidak terlalu mempermasalahkan karena hal seperti itu sudah biasa baginya.
“Karena itu, saya tidak mau urus. Itu bukan kelas saya,” tegas Pigai.
Selain itu pemerintah pusat diminta Natalius Pigai agar bersedia membuka kran demokrasi di Papua agar konflik di Papua biasa segera berakhir.
“Terhadap orang Papua, Jakarta harus buka kran demokrasi, dialog, dan mencari jalan keluar,” katanya.
“Saya sudah berusaha untuk mencari jalan keluar, tapi rasisme tetap tumbuh subur,” tandas Natalius Pigai.