Gus Baha : Jangan Suka Mengkafirkan Orang Muslim, Masuk Neraka

Gus Baha : Jangan Suka Mengkafirkan Orang Muslim, Masuk Neraka
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Siapa yang tidak kenal dengan Gus Baha. Video ceramah ulama bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini bertebaran di Youtube dan media sosial lainnya.

Mulai dari yang durasi 2-3 menit sampai yang lebih dari satu jam. Mengulas beragam topik keislaman, mulai dari fikih, ekonomi, dakwah, dan sebagainya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sesekali disertai guyonan dan kedalamannya dalam mengutip ayat Al Quran, Al Hadits, dan berbagai kitab-kitab klasik yang banyak dihafalnya, membuat Gus Baha benar-benar dikagumi kealimannya.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha yang lahir di Sarang 15 Maret 1970 , Rembang, Jawa Tengah ini adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang pengajiannya sering viral dan menjadi trending di Youtube.

Gus Baha merupakan santri kesayangan almarhum ulama, Syaikhina KH Maemoen Zubair atau yang sering disapa Mbah Moen, pengasuh Ponpes Al Anwar Sarang Rembang.

Dikatakan oleh Santri kesayangan KH Maemoen Zubair atau yang sering disapa Mbah Moen ini, bahwa sebagian umat Islam masih kerap menuduh orang lain/muslim kafir, masuk neraka, atau Allah tidak akan mengampuninya.

Hal demikian dilontarkan dengan mudahnya tanpa merasa beban. Bahkan mereka merasa dirinya paling benar. Padahal hal demikian bukanlah yang diinginkan Rasulullah Saw.

KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim menyampaikan hal demikian dengan cerita seorang ekstremis dan seorang moderat saat berceramah di sebuah masjid di Banten.

Ada seorang ekstremis, kata Gus Baha mengawali ceritanya, hendak mengebom tempat-tempat maksiat. Di tempat tersebut, terdapat juga orang Islam. Seorang moderat bertanya kepadanya.

“Andaikan mereka nanti mati dalam keadaan demikian lalu mereka ke mana?”Ekstremis tersebut tentu saja menjawabnya masuk ke neraka. Sebab, mereka mati dalam keadaan maksiat kepada Allah.

“Lalu ditanya sama orang moderat, apa umatnya masuk neraka itu yang diinginkan Nabi?” kata Gus Baha melanjutkan ceritanya.

Si ekstremis kaget mendengar pertanyaan tersebut. Orang moderat pun menyampaikan bahwa biar orang maksiat itu ditunggu pertaubatannya. Sebab, Nabi tidak menginginkan umatnya masuk neraka.

“Masuknya mereka ke neraka itu tidak diinginkan oleh Nabi,” ujar Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Cerita demikian ini juga terjadi pada zaman Nabi. Suatu ketika, para sahabat hendak mengadili orang A’rabi karena bersikap tidak baik terhadap Rasulullah. Pasalnya, orang tersebut menggerutu saat diberi uang sedikit oleh Nabi ketika ia memintanya.

Karena ada sikap mengkhawatirkan dari sahabatnya, A’rabi itu dipanggil kembali oleh Rasulullah Saw. Nabi pun memberinya lebih banyak lagi sampai orang tersebut merasa puas.

Karena sudah puas, Rasulullah pun mengumumkan kepada para sahabatnya bahwa orang tersebut sudah puas. Hal demikian dikonfirmasi oleh A’rabi itu.

Andaikan para sahabat tadi membunuh A’rabi, tentu ia masih dalam keadaan membenci Nabi sehingga dapat membuat orang tersebut masuk neraka. Sebaliknya, orang tersebut bahkan jadi mencintai Nabi setelah diberikan kepuasan yang cukup untuknya.

“Ketika si A’rabi mencintai Nabi karena dibayar, itu cukup loh dalam Islam,” pungkas Gus Baha.

Gus Baha punya kalimat khas dan mudah dipahami orang awam, seperti dalam setiap pengajiannya.

Gus Baha punya kalimat khas dan mudah dipahami orang awam. Kiai satu ini sering kali menggoncang cara berpikir mainstrem masyarakat dalam memahami agama. Setiap kali membahas persoalan agama, utamanya hukum-hukum dalam peribadatan dan muamalat, tidak hanya menyodorkan barang jadi tapi juga proses dan logika terjadinya sebuah hukum.

Hal ini lantaran Gus Baha mempunyai keilmuan yang komplit, mulai dari ilmu Alquran, Hadis, nahwu, shorf, balaghoh, mantiq dan khazanah bacaan kitab kuning yang amat luas.

Ibarat pertanian, Gus Baha’ mengajarkan jama’ah untuk memahami bagaimana cara menanam padi hingga memasakknya menjadi nasi yang siap santap.

Menyesal Tak Beribadah

Seperti diceritakan oleh Gus Baha dalam pengajiannnya, bahwa ada orang alim, setiap kali tidak bisa terbangun dari tidur di malam hari untuk salat tahajud, keesokan harinya dia menangis tersedu-sedu. Merasa menyesal sekali karena tidak melaksanakan ibadah penting.

Setelah terjadi berkali-kali, akhirnya Tuhan menegur. “Hei, hambaku… Coba jawab pertanyaanku ini. Siapakah yang membuatmu mengantuk lalu tertidur?”

“Anda, ya Tuhan…”

“Siapakah yang punya kekuasaan untuk membuatmu bangun dari tidur?”

“Tentu saja hanya Anda, ya Tuhan…”

“Kalau begitu, kamu tidak perlu menangis setiap kali tak bisa bangun untuk menunaikan salat Tahajud. Karena yang punya kuasa membuatmu tidur dan membangunkanmu hanyalah aku.”

“Tapi Tuhan… Aku telah melewatkan ibadah penting. Bukankah itu pasti bisikan dan ajakan setan?”

“Setan itu mengajakmu untuk berbuat buruk. Apakah tidur itu perbuatan buruk?”

“Tidak, ya Tuhan…”

“Kalau begitu, jangan risau. Karena kamu tidak sedang melanggar laranganku.”

Gus Bah menerangkan, bahwas tidur itu baik karena waktu untuk beristirahat setelah siangnya kalian bekerja untuk menafkahi keluarga.

“Kamu berhubungan badan dengan istrimu juga perbuatan yang baik. Kamu ngeloni anakmu juga perbuatan baik. Jadi jangan sampai satu perbuatan baik merasa jadi nista hanya karena tidak terkabul untuk melakukan perbuatan baik lain,” jelasnya.

Sumber : tribun

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *