Rocky Gerung: 6 Tahun Jokowi Memimpin Dinilai Gagal Hasilkan Demokrasi, Ditambah Buzzer Gak Mutu

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Pengamat politik, Rocky Gerung, menyoroti kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo yang menurutnya tidak bisa menghasilkan demokrasi meski sudah 6 tahun memimpin Indonesia.

Dalam pernyataan yang disampaikan dalam dialog bersama Hersubeno Arief, Rocky menilai tidak terciptanya demokrasi di Tanah Air memang merupakan kesalahan dari Presiden RI ke-7 itu.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Presiden sudah 6 tahun gak bisa menghasilkan demokrasi, kan nanti dibilang semua salah presiden, ya memang dia yang salah, wong dia yang presiden kok. Masa disalahin sama tukang ojek yang salah nganterin barang,” ujar Rocky Gerung, sebagaimana dilansir dari laman Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube miliknya pada Senin, 15 Februari 2021.

Pengamat politik yang juga seorang filsuf itu mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan saat ini adalah kepemimpinan yang tidak bermutu.

Rocky memaparkan, keberadaan buzzer-buzzer tak bermutu yang dipelihara pemerintah juga tidak bisa menambal kepemimpinan yang tidak bermutu tersebut.

“Jadi anggaran negara dipakai untuk biayai buzzer, setiap menteri punya pos khusus untuk memelihara buzzer. Jadi menterinya nggak percaya diri karena presidennya nggak percaya diri, presiden melihara buzzer istana dan dipamerin peternakan itu kemarin difoto kan,” katanya menanggapi foto Jokowi dikelilingi sejumlah tokoh yang beredar luas di media sosial belum lama ini.

Untuk diketahui, sebelumnya sempat beredar foto di mana Jokowi tengah berdiri bersama beberapa orang, yang di antaranya ada Abu Janda atau Permadi Arya, Denny Siregar, serta Eko Kuntadhi.

Orang-orang tersebut disebut-sebut sebagai para buzzer istana yang dibayar dengan menggunakan APBN. Akan tetapi, foto yang disebut-sebut sebagai foto Jokowi bersama para buzzer dibantah oleh Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman.

Ia mengatakan bahwa istana tidak pernah memiliki buzzer dan hanya menggunakan influencer untuk keperluan pemasaran pariwisata.

Menurutnya, para influencer ini ditugaskan untuk menarik wisatawan agar dapat meningkatkan pariwisata.

Fadjroel pun menegaskan bahwa para influencer ini tidak dibayar karena kegiatan tersebut dalam rangka bentuk gotong royong melawan pandemi Covid-19.

“Influencer terkait Covid-19 dan vaksinasi itu cuma-cuma dan gratis sebagai bentuk gotong royong melawan pandemi Covid-19,” ujar Jubir Presiden tersebut.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *