RI terjebak Resesi, Helikopter Uang Jokowi Mampet di Gubernur

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Indonesia masih terjebak dalam resesi pada kuartal I-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi tanah air -0,74% secara year on year (yoy) dan -0,96% qtq.

Resesi bisa saja terlalui bila pemerintah daerah (pemda) meneruskan helikopter uang yang ditebar Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bukan malah ditahan di bank, nilainya fantastis mencapai Rp 182 triliun.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Satu hal buat menghambat adalah realisasi APBD belanja barang jasa dan pegawai mengalami kontraksi,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (5/5/2021)

Dalam situasi sekarang, belanja pemerintah sangat dibutuhkan untuk menggenjot kembali perekonomian. Sebab swasta maupun rumah tangga tidak beraktivitas normal. Bila pemerintah juga tidak belanja, maka aktivitas ekonomi tidak terjadi.

Pemerintah pusat telah mempercepat transfer ke daerah sejak awal pandemi karena mengetahui penerimaan asli daerah pasti ambrol. Tapi sayangnya baik Gubernur, Walikota maupun Bupati tidak meneruskan ke rakyat.

“Padahal yang namanya perputaran uang di sebuah daerah itu sangat menentukan pertumbuhan ekonomi. Jadi transfer pusat ke daerah itu tidak dibelanjakan, tapi ditaruh di bank,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Oktober 2020 lalu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sudah disalurkan sebesar Rp 697,9 triliun atau 91,4% dari pagu. Tapi belanja daerah secara keseluruhan baru 53,3% atau senilai Rp 693,4 triliun.

Saldo kas pemda justru alami peningkatan menjadi Rp 247,5 triliun dari posisi Juni yang sebesar Rp 196,2 triliun. Kemudian kondisi yang sama juga terjadi pada awal tahun.

“Tidak semakin turun, semakin naik. Naik 11,2%. Artinya tidak segera dibelanjakan. Gimana pertumbuhan ekonomi daerah mau naik kalau uangnya disimpan di bank? Hati-hati,” tegas Jokowi.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membongkar nama daerah dengan simpanan terbanyak di bank. Selanjutnya pemerintah bisa menahan transfer ke daerah sampai uang tersebut dibelanjakan.

“Kalau kita lihat ada yang tidak bergerak dananya, saya akan minta ke Menkeu saran kami kita gunakan transfer berbasis kinerja, kalau kinerja enggak bergerak, transfer ditahan dulu sampai di belanjakan,” ujar Tito. (dbs).

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *