Misi NU Menjaga Kelangsungan Aswaja dan Keutuhan NKRI  

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Semarang, Hajinews.id,- Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang KH Hanief Ismail Lc mengatakan, sebagai Ormas Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia sejak didirikan oleh Hadratusy  Syekh KH Hasyim Asy’ari tahun 1926 hingga sekarang selalu menghadapi tantangan.

‘’Misi NU adalah menjaga keberlangsungan ajaran Islam ala madzab Ahlus Sunnah wal Jamaah, menegakkan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,’’ tegasnya dalam pidato iftitah upacara pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama, di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, Kalialang, Gunungpati, Semarang, Jumat (30/7). Dalam pidato berbahasa Arab, Kiai Hanief menegaskan, meski banyak tantangan namun prestasi yang dicapai tidak sedikit terutama mencetak kader ulama dan intelektual baik dari pondok pesantren maupun perguruan tinggi, di dalam maupun di luar negeri.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

‘’Tantangan yang dihadapi NU sekarang tidak hanya di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya tetapi juga munculnya gerakan dan faham-faham yang batil, ekstrem (intoleran), fitnah-fitnah, berita bohong (hoaks) melalui media sosial yang bisa mengancam keberlangsung ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, di bidang kehidupan beragama dan keutuhan NKRI dalam berbangsa dan bernegara,’’ tegasnya.

Ketua Panitia Konfercab Dr H Abdul Rohman melaporkan, konferensi diikuti 16 Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan se-Kota Semarang, terdiri Syuriyah dan Tanfidziyah. ‘’Konfercab merupakan permusyawaratan tertinggi organisasi untuk evalusasi, konsolidasi, menyusun program kerja dan menyusun pengurus 2021-2026,’’ katanya.

Upacara pembukaan dihadiri Wakil Ketua PWNU Dr H Mohammad Mahsun dan Sekretaris KH Hudalloh Ridlwan, Wali Kota Hendrar Prihadi, Sekretaris Daerah Izwar Aminuddin, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah KH Said Al-Masyhad, Mustasyar KH Moeslikhan, KH Ahmad Hadlor Ihsan, Dr H Mohammad Adnan, Ketua Takmir Masjid Raya Baiturrahman Dr Multazam Ahmad, dan para rektor perguruan tinggi.

 

Bagian dari NU

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam pidato upacara pembukaan mengaku bangga bisa menjadi bagian dari NU. Hendi mengatakan, dia dan Sekretaris Daerah (Sekda) Ir H Izwar Aminudin, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kadarlusman atau Pilus, dan anggota DPRD Kota Semarang Joko Santoso adalah anggota NU yang sudah mempunyai Kartanu (Kartu Tanda Anggota NU).

“Alhamdulillah, meskipun kami bukan dari pesantren tapi bisa jadi bagian dari NU,” tuturnya.

Wali Kota merasa gembira karena Konfercab NU dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Dia mengajak warga NU untuk mengembangkan gelombang cinta. Gelombang cinta yang dimaksud yaitu cinta terhadap ulama, cinta NU, dan cinta terhadap Kota Semarang. “Mari kita munculkan gelombang cinta untuk membangun NU yang lebih baik di Kota Semarang. Saya yang bukan lulusan pesantren saja menghormati dan mentakdzimi ulama, apalagi panjenengan semua,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut Hendi juga mengingatkan usaha bersama untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Dia katakan adanya penurunan jumlah penderita Covid-19 di Kota Semarang karena adanya kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan.

Wali Kota Semarang H Hendrar Prihadi menyebut pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kota Semarang sebagai bukti bahwa NU organisasi yang tertib sesuai aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

“Ini (Konfercab NU) bukti bahwa NU merupakan organisasi yang tertib dalam berorganisasi. Konsolidasi ini memang penting, dan organisasi NU ini memang pakem, sesuai dengan AD/ART,” kata Hendi.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Dr H Mohammad Mahsun Mahfudz mengatakan, konferensi sebagai ajang evaluasi dan memilih pemimpin NU ke depan yang bisa menjadikan NU ke depan semakin baik dan bermanfaat untuk umat. “Mari kita ikuti konferensi. Memilih pemimpin yang baik. Yang akan membawa warga NU semakin baik. Membawa kebaikan kepada warga NU maupun umat secara umum,” ajaknya.

Karena itu dirinya meminta agar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) yang menjadi peserta Konfercab memikirkan dengan baik untuk memilih siapa yang bisa membawa NU lebih baik. Memilih kader terbaik diantara yang baik-baik. NU tidak kekurangan  kader terbaik. “Siapapun nanti yang terpilih. Monggo itu haknya MWCNU,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Mahsun juga mengingatkan kemandirian organisasi NU di masa Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari yakni di tengah carut marut politik saat itu, NU sudah mandiri dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Ia menuturkan, karena kemandirian itu membuat NU berada dalam posisi yang sangat terhormat dalam pendirian republik ini dengan duduknya KH Wahid Hasyim dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). “NU mampu mendudukkan KH Wahid Hasyim sebagai perumus berdirinya negara. Semua itu ditunjukkan dengan jati diri dan kemandirian organisasi. Ini bukti kemandirian Nahdlatul Ulama,” tegasnya.

Selain itu, Mbah Hasyim Asyari dan sahabat yang juga muridnya, KH Wahab Hasbullah mendirikan NU untuk mewadahi, menjaga, dan membina umat Islam agar berakidah ahlussunnah wal jamaah. “Marilah kita jalani sebaik mungkin. Dengan meneladani akhlak mulia yang telah dilakukan olah para ulama pendiri NU,” katanya. (Agus)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *