Hikmah Malam : Tipu Daya Iblis Terhadap Ahli Hadits

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Hajinews.id — Tipu daya iblis terhadap manusia bermacam-macam, tak terkecuali pada ahli hadits. Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, ada sebagian orang yang menghabiskan usianya untuk mendengar hadits Nabi, melakukan perjalanan jauh dalam rangka mencari hadits, mengumpulkan jalur-jalur periwayatannya yang amat banyak, mencari sanad-sanadnya yang tinggi dan matan-matannya yang asing.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mereka ada dua macam. Pertama, mereka yang hendak menjaga syariat Islam dengan mengetahui antara hadits shahih dan hadits dhaif.

Sesuai tujuan itu, mereka patut mendapat pujian. Tapi, iblis kadang menalbiskan tujuan mereka ini. Iblis menjadikan mereka sangat sibuk dengan aktivitas itu sehingga lalai mengerjakan sesuatu yang hukumnya fardhu ain, yaitu mengetahui apa yang wajib atas mereka, bersungguh-sungguh dalam melakukan kewajiban itu, dan memahami ilmu yang terkandung dalam hadits.

Jika ada yang berkomentar: “Hal ini telah dilakukan oleh banyak ulama Salaf, sebut saja Yahya bin Ma’in, Ibnul Madini, al-Bukhari, dan Muslim!”

Tanggapannya, ulama-ulama itu sudah menghimpun dua hal dalam diri masing-masing, yaitu pertama, mengetahui serta memahami berbagai perkara agama yang memang penting. Kedua, mengetahui hadits yang mereka cari.

Upaya mereka itu juga didukung oleh sanad yang masih pendek dan hadits yang masih sedikit diketahui. Karena dua hal inilah, mereka mudah melakukan aktivitas tersebut.

Sedangkan di zaman sekarang ini, jalur-jalur hadits sudah sangat panjang dan kitab-kitab hadits sangat banyak. Maka, kecil kemungkinan seseorang mampu menghimpun kedua hal tersebut di atas.

Bisa jadi, Anda mendapati seorang ahli hadits yang menulis serta mendengar hadits selama 50 tahun, dia pun mengumpulkan berbagai kitab hadits. Meski demikian, dia tidak mengetahui kandungan atau faedah yang ada di dalam hadits-hadits tersebut. Akibatnya, pada saat dia mendapati suatu permasalahan di dalam sholatnya, dia akan bertanya kepada ahli fiqih pemula yang mendengar hadits darinya.

Disebabkan orang seperti itulah para pencela ahli hadits dapat melontarkan celaan dengan nada yang mencemooh: “Orang-orang itu selalu saja bepergian jauh untuk mencari hadits, tetapi mereka tidak tahu apa yang didapat darinya”.

Jika salah seorang dari mereka berhasil mendapatkan dan melakukan penelitian terhadap suatu hadits, boleh jadi dia mengamalkan hadits yang mansukh (tidak valid lagi), atau dia memahami hadits seperti pemahaman orang awam yang jahil lalu mengamalkannya padahal itu tidak benar.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *