Tercoreng Macet Abadi Puncak, Solusi Sandiaga Uno: Bikin Kereta Gantung!

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id — Kemacetan abadi di Puncak, Bogor mencoreng pariwisata Indonesia. Menparekraf Sandiaga Uno mempunyai solusinya yakni pembuatan kereta gantung.

Mendapat pertanyaan soal solusi macet abadi di Puncak, Sandiaga membicarakan masa lalunya terlebih dahulu. Ia juga tak menampik belum ada solusi pasti hingga saat ini untuk mengatasinya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ini kegiatan saya tiap minggu waktu SMP-SMA sampai kuliah. Karena istri saya punya rumah peristirahatan di Puncak,” kata dia dalam temu wartawan mingguan, Selasa (1/3/2022).

“Sepertinya ini saat long weekend menjadi cerita berulang dan belum ada solusinya. Jika ada libur panjang selalu pilihannya ke Puncak,” imbuh dia.

Kata dia, Puncak, Bogor merupakan destinasi favorit karena udaranya yang segar dan biaya yang terjangkau tapi jalannya sangat sempit. Ia lalu berkata bahwa pernah ke satu destinasi di Puncak naik motor karena berjam-jam tidak bergerak.

“Penyebabnya, kendaraan mogok, pengendara sepeda motor yang berhenti di bahu jalan juga ada pengendara yang mengabaikan pola rekayasa lalu lintas hingga akhirnya adu banteng, seperti itu,” jelas dia.

“Nah, saya sudah berkoordinasi dan menginstruksikan jajaran, Polri ini punya pola rekayasa lalin agar ini dipatuhi. Kemacetan ini tentunya jadi bahan evaluasi karena mencoreng pariwisata kita,” tegas dia.

Kereta gantung di Puncak

Untuk mengatasi macet abadi di Puncak, ia memberikan beberapa solusi sekaligus instruksi kepada staf ahli manajemen krisis. Bahwa, pihaknya harus mempunyai solusi permanen, salah satunya kereta gantung.

“Jadi kereta gantung itu salah satu opsi. Ini sudah dikembangkan, bagaimana cable car bukan hanya ramah lingkungan tapi juga memiliki sensasi yang berbeda,” kata dia.

“Karena destinasi pegunungan di luar negeri juga ada cable car. Malah dengan trem yang besar itu jadi salah satu solusi,” terang dia.

Solusi selanjutnya berkaca dari kemacetan kemarin, ia meminta wisatawan untuk mempersiapkan kendaraan lebih dulu. Jadi tiada faktor X dan bisa dihindari.

“Jangan sampai mogok dan fungsinya tidak bisa optimal malah memperparah arus. Wisatawan ayo patuhi peraturan lalin dan jangan main serobot. Jangan akhirnya tidak sabar dan malah memperparah kemacetan ini,” tegas dia.

Terakhir, ia meminta wisatawan yang terbiasa ke Puncak pada setiap long weekend untuk bisa mencari alternatif lokasi wisata lain. Kata dia banyak desa wisata lain di sekitar Jabodetabek.

“Ada Kebun Raya Bogor itu juga menjadi opsi, Pulau Seribu, Tanjung Lesung, Banten, Cikeusik dan destinasi ini akan membantu ekonomi masyarakat dan sensasinya berbeda. Tapi memang cuaca yang dicari di Puncak ini tapi juga bisa kita temui di Garut atau wilayah lain,” jelas Sandiaga.

Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, memiliki saran lain. Solusinya yakni penerapan aplikasi masuk ke Puncak.

“Mungkin nanti ada pendaftaran pada aplikasi jika bepergian ke Puncak. Jadi orang ke Puncak itu didata,” kata dia.

“Setelah melebihi kapasitas dia setop. Bisa diatur per jamnya. Karena ini yang diatur kan bergerak dalam waktu yang bersamaan,” imbuh dia.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *