Ketika Nabi Ibrahim AS Bertemu Sang Ayah di Hari Kiamat

Nabi Ibrahim AS Bertemu Sang Ayah
Nabi Ibrahim AS Bertemu Sang Ayah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hubungan Nabi Ibrahim dan Ayahnya

Semasa di dunia Nabi Ibrahim selalu mendakwahi ayahnya untuk mentauhidkan Allah. Akan tetapi ajakan itu selalu ditolaknya bahkan nabi Ibrahim kerap dimarahinya. Allah mempertemukan kembali Nabi Ibrahim dengan ayahnya di Hari Kiamat. Nabi Ibrahim melihat kepada ayahnya dalam keadaan ada noda hitam dan berdebu, terjadilah dialog antara keduanya: ‘Bukanlah telah aku katakan untuk tidak mengingkari aku (ajarank tauhid)?’ Lalu ayahnya mengatakan: “Hari ini aku tidak akan mengingkarimu.’

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tentu dalam keadaan demikian sudah tidak bermanfaat lagi penyesalan. Tidak bisa diingkari bahwa Hari Kiamat merupakan hari penyesalan bagi seluruh umat manusia, karena seringkali menyia-nyiakan waktunya tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga dalam kehidupannya banyak motif-motif atau tendensi yang tidak semata-mata karena Allah akan tetapi karena faktor jaim, riya’sum’ah, dan lain sebagainya.

Sebagai seorang anak, Nabi Ibrahim tentu sangat iba dengan keadaan ayahnya. Sekalipun Nabi Ibrahim tahu bahwa ayahnya itu telah kafir dan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi Nabi Ibrahim berusaha mengajukan syafaat kepada Allah untuk ayahnya.

Lalu Ibrahim berdoa kepada Allah: ‘Wahai Rabb-Ku, bukankah Engkau telah menjanjikan bahwasanya Engkau tidak akan menghinakan aku di hari kebangkitan? Maka kehinaan mana yang paling berat dibandingkan aku dijauhkan dengan ayahku?’

Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku telah mengharamkan surga bagi orang-orang kafir’. Lalu dikatakan kepada Ibrahim: ‘Wahai Ibrahim, perhatikanlah apa yang ada di dekat kakimu!’. Lalu Ibrahim melihat di dekat kakinya ada seekor babi hutan yang kotor, babi tersebut lalu diseret dengan ikatannya pada kakinya, lalu dilemparkan ke neraka”.

Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fathul Bari menyatakan: “Sesungguhnya Ibrahim berlepas diri dari ayahnya di dunia ketika ayahnya itu mati dalam keadaan musyrik, dan tidak meohonkan ampun untuknya. Akan tetapi ketika beliau berjumpa dengan ayahnya pada Hari Kiamat dia iba karena kelembutan pribadi nabi Ibrahim, maka ia memohon kepada Allah, akan tetapi ketika beliau memahami nahwa hal itu tidak ada gunanya, maka beliau berlepas diri selamanya.

Menghadap kepada Allah Sendiri-Sendiri

Hadits di atas juga memberikan isyarat bahwa masing-masing manusia akan menghadap kepada Allah sendiri-sendiri. Tiada yang bisa menolong kecuali amal dirinya yang diberengi dengan keihklasan kepad-Nya. Sehingga bukan semata amalan atau kapasitas diri yang menentukan yaitu dengan merasa lebih senior, lebih berilmu dan seterusnya. Akan tetapi ketakwaan kepada Allah yang utama.

وَكُلُّهُمۡ ءَاتِيهِ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَرۡدًا

Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (Maryam: 95)

وَلَقَدۡ جِئۡتُمُونَا فُرَٰدَىٰ كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَتَرَكۡتُم مَّا خَوَّلۡنَٰكُمۡ وَرَآءَ ظُهُورِكُمۡۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمۡ شُفَعَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُمۡ أَنَّهُمۡ فِيكُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْۚ لَقَد تَّقَطَّعَ بَيۡنَكُمۡ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمۡ تَزۡعُمُونَ

“Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.

Dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).” (al-An’am: 94)

Kita memohon kepada Allah semoga kita semua mendapat ma’unah-Nya untuk tetap istikomah dalam menjalankan agama ini dan dapat menjaga nilai keikhlasan hanya kepada-Nya. Amin. Wallahu a’lam bishshawab. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *