Indra Kebergamaan (18)

Bahasa
Bahasa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Hamdan Juhannis

Hajinews.id – Sejujurnya saya sudah hampir kehabisan ide. Untung saya “dihidupkan” oleh respon cerdas dari para pembaca yang menurutku lebih layak tayang dari celoteh saya. Respon pembaca menunjukkan kelas mereka yang sangat kritis membaca tulisan.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Celoteh saya dikuatkan melalui ragam jalur. Diapresiasi dengan menambahkan, dikoreksi dengan meluruskan. Prof. Eka Putra Wirman dari UIN Padang meluruskan pemahaman terbatas saya ketika menunjuk kata “antum” sebagai kesalahan kolektif yang direlakan demi penghargaan. Terus terang, itu tanpa rujukan hanya mengandalkan “common sense” saya.

Menurut Prof. Eka, penggunaan “antum” dalam Bahasa Arab sama dengan penggunaan kata “vous” dalam “la langue du Francaise“. Yang berarti 1) anda sekalian 2) anda yang terhormat (orang status tinggi, atau orang terhormat yang belum dikenal). Dari perbandingan pemaknaan kata ini, jelas saya salah bahwa itu bukan kesalahan kolektif tapi kesadaran kolektif yang ada sejak dulu.

Respon juga datang dari seorang sahabat yang sering saya panggil Kak, untuk menunjukkan kedekatan, Dr. Andi Tamsil (Wakil Sekjen ICMI Pusat). Responnya sangat mengejutkan, “Makin dekat kita pada seseorang, cenderung makin kasar cara memangilnya.” Dahi saya yang sudah berkerut semakin berkerut dengan membaca responnya yang saya anggap provokatif.

Saya langsung menerawang ke fakta sosial masyarakat, apakah memang terjadi seperti itu? Ternyata saya terkadang memanggil isteri saya dengan menyebutkan namanya tanpa embel-embel. Ibu  saya memanggil saya tanpa gelar dan tidak pernah lengkap. Saya pernah kurang nyaman dipanggil oleh teman di ruang publik hanya dengan nama langsung, tapi setelah saya pikir dialah salah satu teman yang terdekat.

Ada tradisi orang Makassar dalam bertutur yang dianggap rumit dan mungkin aneh bagi orang lain, penggunaan imbuhan diantaranya: “ki” “ko” “mi” “mo “pi” “ji” dan lain-lain. Penggunannya rumit karena bisa ditaruh di mana saja dan bisa digabung  sesuai dengan pemaknaan yang diinginkan. Penggunaan imbuhan ini juga menentukan kehalusan berbahasa, misalnya imbuhan “ki” dan “ko” yang bararti anda. Dimanaki? berbeda penekanannya dengan dimanako? Dimanako? adalah pertanyaan yang kasar dan sering digunakan untuk orang yang dekat, ditandai dengan tidak tersinggungnya orang itu ketika  “dikasari”.

Jadi menurutku, Kak Tamsil benar bahwa semakin hati-hati seseorang itu berbicara kecenderungannya semakin berjarak secara sosial dengan lawan bicaranya. Hal ini diperkuat dengan koreksi Prof Eka, bahwa ternyata kata “vous” dalam bahasa Prancis yang berarti: anda semua, bisa berarti:  anda, cara halus untuk orang yang belum begitu dikenal. Sampai disini, mengertiko semua?

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *