Bila Waktunya Tiba, Allah Akan Menetapkannya

Bila Waktunya Tiba
berdoa
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Saudaraku,

Hajinews.id – Seringkali kita tidak bersyukur dan bersabar atas segala yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan. Jika semua yang kita inginkan harus kita nikmati, dari mana kita belajar bersyukur? Jika semua yang kita inginkan harus terpenuhi, dari mana kita belajar bersabar? Jika kehidupan kita selalu bahagia, dari mana kita mengenal Allah Azza wa Jalla lebih dekat?

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Saudaraku,

Tetaplah yakin bahwa segala kehendak ( iradah)-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Terkadang kita mengeluh tatkala keinginan kita belum saja terpenuhi, kita terus saja merasa kesal saat yang dihajati tak kunjung tiba, dan kita terus saja mempertanyakan takdir saat apa yang telah dimohonkan dalam doa dan harapan tak kunjung Allah Azza wa Jalla tetapkan. Tetapi kita tak pernah sekali pun mempertanyakan hati, sudah pantaskah kita meminta lebih kepada Allah Azza wa Jalla, sudah bijakkah kita selama ini menjalankan amanah yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan kepada kita? Namun nyatanya tidak, kita hanya pandai mempertanyakan takdir Allah Azza wa Jalla, namun kita tak pernah sesekali menyadari tugas menghamba kita dengan penuh hati ketaatan. Dan saat kenginan tak kunjung Allah Azza wa Jalla takdirkan, ataupun telah Allah Azza wa Jalla takdirkan namun tak sesuai dengan harapan, bersabarlah, karena sesuatu yang belum kita dapatkan bisa jadi mengajarkan kita tentang indahnya keikhlasan…

Saudaraku,

memang sulit untuk ikhlas, karena syurga itu bukan sesuatu yang dapat dibeli dengan harga yang murah, memerlukan kesabaran, perjuangan, dan ketekunan iman untuk mendapatkannya, maka sesulit apapun belajar ikhlas, teruslah berusaha untuk tetap tenang dan selalu lapang menerima ketentuan Allah Azza wa Jalla. Karena jika semua yang diinginkan kita dapatkan, lalu kapan kita akan belajar untuk berjuang dalam doa dan mengharap penuh kepada Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu anggaplah jeda waktu yang diberikan Allah dalam detik-detik pengharapan yang belum ditakdirkan-Nya, sebagai jalan agar kita selalu beristiqamah dan tidak jenuh mengharap kepada Allah Azza wa Jalla, sebab bila waktunya tiba Allah Azza wa Jalla akan menetapkannya dengan begitu indah…

Saudaraku,

Cobalah untuk sedikit bersabar menunggu jawaban doa dari-Nya, karena memang bukan Allah Azza wa Jalla tak mengijabah harapan dan doa kita, tetapi karena Allah Azza wa Jalla lebih tahu kapan kita betul-betul sangat memerlukan yang kita inginkan…

Saudaraku,

Bukan Allah Azza wa Jalla tidak melihat kebesaran hati yang telah terbingkai oleh harapan yang membendung, namun Allah Azza wa Jalla hanya ingin melihat seberapa besar kita mengharap segala kebaikan dari-Nya…

Saudaraku,

Ingatlah, bahwa Allah Azza wa Jalla lebih mengutamakan apa yang kita perlukan daripada yang kita inginkan, sebab itulah Allah Azza wa Jalla memberi jeda atas harapan dan doa yang kita panjatkan, Allah Azza wa Lalla memberi sedikit waktu lagi agar kita semakin memantapkan hati mengarah pada-Nya.

Tahukah kita bahwa jeda yang diberikan Allah Azza wa Jalla saat ingin kita tak terkabul sebenarnya sama dengan sebuah pertanyaan “Kita sekedar ingin, apa kita memang betul-betul sangat memerlukannya?”

Iya, semacam itulah, dan jika pada akhirnya kita istiqamah dan bersungguh-sungguh, maka sudah pasti pada akhirnya Allah Azza wa Jalla akan menetapkan segala kebaikan pada semua perkara untuk kita…

Saudaraku,

Untuk semua itu, Renungkanlah firman Allah Azza wa Jalla yang mengajarkan kepada kita prinsip yang benar dalam menghadapi kehidupan ini, obat segala kegalauan, pelipur semua lara,

وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah: 216)

Sikap kita adalah menerima kondisi yang ada, suka tidak suka, karena kita tidak tahu apakah yang kita sukai baik untuk kita atau buruk, hanya Allah Azza wa Jalla yang tahu. Laksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, walaupun berat untuk jiwa, tinggalkan larangan-Nya walaupun nafsu ingin melakukannya, karena kita yakin Allah Maha Tahu dengan yang kita butuhkan. Lihatlah Umar bin Khatthab Radhiyallahu Anhu berkata,

«مَا أُبَالِي عَلَى أَيِّ حَالٍ أَصْبَحْتُ، عَلَى مَا أُحِبُّ أَوْ عَلَى مَا أَكْرَهُ، وَذَلِكَ لِأَنِّي لَا أَدْرِي الْخَيْرَ فِيمَا أُحِبُّ أَوْ فِيمَا أَكْرَهُ»

“Aku tidak peduli di atas kondisi apa keadaanku, dia atas hal yang aku cintai atau yang aku benci, dikarenakan aku tidak tahu kebaikan itu ada pada yang aku cintai atau pada yang aku benci”.

(HR. Ibnu Abi Dunia, al-Faraj bakda asysyiddah No.13)

Saudaraku,

Tetap istiqamahlah senantiasa berbaik sangka pada Sang Pencipta, Dialah Allah Azza wa Jalla yang mengetahui akhir sesuatu dari perkara kita…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berbaik sangka atas segala ketetapan Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya…

Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *