Mengerikannya Petaka Banjir Bandang Tengah Malam di Margoyoso Pati

Banjir bandang di Desa Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Banjir bandang menerjang permukiman di dua desa, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2022). Dilaporkan puluhan rumah warga hanyut dalam peristiwa yang dipicu jebolnya tanggul sungai akibat debit air meningkat.

“Bahwa dari semalam (Rabu, 13/7) hujan di hulu di Lereng Muria memang tinggi dan tidak berhenti sehingga ketika sekitar jam 12 malam elevasi air sudah mulai meninggi. Ada dua desa yang terkena banjir bandang,” kata Camat Margoyoso Agus Purwanto saat ditemui di lokasi, Kamis (14/7), sebagaimana dikutip dari detikcom.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Rumah warga hanyut

Disebutnya dua desa yang terkena banjir bandang yakni Desa Bulumanis Kidul dan Tunjungrejo.

“Desa Bulumanis Kidul ini tanggul Kali Suatu mengalami jebol di satu titik kira-kira panjang 30 meter mengakibatkan 12 rumah hanyut tidak tersisa,” jelasnya.

Sementara itu di Desa Tunjungrejo ada 10 rumah warga yang hanyut terbawa banjir bandang yang disebabkan tanggul Sungai Sat kembali jebol.

“Sehingga total di dua desa ada 22 rumah warga yang hanyut terbawa banjir bandang,” ujar Agus.

 

Kesaksian warga

Kesaksian warga saat kejadian seperti tsunami kecil. Salah seorang warga Bulumanis Kidul, Muji Hadi (60), mengatakan hujan lebat mengguyur daerahnya sejak Rabu (13/7) malam.

“Sekitar jam 23.00 WIB hujan terus setengah 24.00 WIB tanggul Sungai Suatu melimpas dan jebol. Terus ada suara brakk gitu, saya keluar ternyata (rumah) mbah ambruk. Air sudah masuk ke dapur semua,” terang Muji, Kamis (14/7).

Muji mengatakan saat tanggul ambrol arus air begitu kencang. Ditambah ketinggian air mencapai satu meter. Akibatnya ada sejumlah rumah di Desa Bulumanis tersapu banjir bandang tersebut.

Muji pun menyebut kejadian banjir tersebut seperti bak tsunami kecil. Selain satu rumahnya kini rusak rata dengan tanah, ratusan hewan unggas miliknya mati terseret banjir bandang.

“Kelihatan kayak tsunami kecil. Ternak saya ratusan ayam bangkok habis, memang jatahnya seperti itu,” ungkap Muji sambil terisak tangis.

Alat berat evakuasi mobil yang jadi korban banjir bandang di Pati, Kamis (14/7/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Sejumlah dampak banjir bandang

Sementara itu Bupati Pati Haryanto menyebut alat berat diterjunkan untuk membersihkan sisa banjir bandang dan membuat tanggul sementara di sungai yang jebol.

“Mudah-mudahan, kita berdoa, kalau ini segera ada pencegahan paling tidak ditutup (ditanggul sementara), ini nanti ada alat berat, kalau sudah siap sak untuk sementara ala kadarnya dulu,” jelas Haryanto kepada wartawan ditemui di lokasi, Kamis (14/7).

“Nanti dengan gotong royong masyarakat akan kita tutup permanen. Baru antisipasi permanen pakai talut,” sambung dia.

Haryanto juga meminta PLN untuk menghidupkan jaringan listrik. Sebab jaringan listrik sebelumnya dimatikan karena ada belasan rumah di Desa Bulumanis hanyut terjang banjir bandang.

Selain itu Haryanto meminta kepada dinas terkait untuk segera membuat dapur umum. Dia juga berjanji akan membantu warga yang rumahnya rusak hanyut terbawa banjir bandang.

Dia mengatakan ada puluhan rumah rusak berat akibat banjir bandang di Desa Bulumanis dan Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso. Sedangkan di Desa Sekar Jalak, Kecamatan Margoyoso ada beberapa rumah yang rusak ringan.

“Kita mendata dengan dampak daripada banjir bandang, menurut saya agak berat, karena korban 13 rumah hanyut Bulumanis Kidul dan Tunjungrejo ada 12, Sekar Jalak rusak ringan,” ungkap Haryanto.

 

Warga mengungsi

Pada Kamis (14/7) petang, sejumlah warga yang menjadi korban banjir bandang mulai mengungsi di posko pengungsian Desa Bulumanis Kidul karena permukiman mereka masih digenangi banjir.

Kepala Desa Bulumanis Kidul, Susanto mengatakan telah menerima beberapa warga yang mengungsi di balai desa. Warga yang mengungsi terutama lanjut usia dan warga yang sakit.

“Kita cek lapangan, beberapa warga parah terdampak, sebagian warga tinggal di keluarga beberapa desa yang lain. Sebagian masih ada di lokasi menjaga rumahnya,” jelas Susanto ditemui di lokasi.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *