Catatan Hitam Pak Rektor

Catatan Hitam Pak Rektor
Catatan Hitam Pak Rektor
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kata integritas dipungut dari bahasa Latin, integer, yang antara lain berarti utuh, seluruhnya, komplet, lengkap, genap, bulat, tidak bercampur, tidak bercela, tidak kurang suatu apa, dan suci.

Maka integritas antara lain berarti keutuhan, kelengkapan, kesempurnaan, kelurusan hati, sifat tidak mencari keuntungan sendiri, kejujuran, dan kesalehan (K Prent, J Adisubrata, WJS Poerwadarminta, Kamus Indonesia-Latin, 1969).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan integritas sebagai “mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.”  Kesatuan yang utuh dapat dipahami sebagai kesamaan antara pikiran, hati, dan tindakan.

Orang yang berintegritas adalah orang yang sama ketika sedang sendirian dan ketika berada di tengah khalayak ramai. Tidak ada perbedaan baik dari sifat maupun karakternya ketika ditempatkan di keadaan apapun; termasuk ketika memiliki kekuasaan, tidak tergoda untuk menyalah-gunakan kekuasaan, abuse of power,  yang dimilikinya demi keuntungan diri.

Maka itu, orang yang jujur disebut sebagai “man of integrity”, seseorang yang berintegritas. Bila seseorang memiliki karakter integritas, maka dalam dirinya tidak ada kemunafikan; dia dapat bertanggung jawab secara personal, keuangan, dan tindakan; bahkan motivasinya murni.

Maka itu, kata Kata Doed Joesoef (2014), rektor sebaiknya memusatkan perhatian pada usaha mengembangkan perguruan tinggi (PT) yang dipimpinnya menjadi pusat pendidikan keilmuan par excellence demi kemajuan ilmu pengetahuan (IP) yang sesuai dengan kemajuan peradaban manusia dan demi perkembangan spirit ilmiah yang diperlukan untuk itu. Dengan kata lain  seorang rektor bertugas mewujudkan komunitas ilmiah.

Tetapi, bagaimana mungkin komunitas ilmiah itu terbentuk dan berkembang, kalau yang semestinya bertanggung jawab membentuk dan mengembangkan, tak berintegritas? Yang terjadi adalah jauh panggang dari api.

Maka menjadi terasa aneh, kegiatan yang kehadirannya dimaksudkan untuk meraih dan menjaga kebenaran serta kejujuran ternyata malah dimanipulasi. Bila demikian  pendidikan  sebagai institusi yang semestinya berfungsi melatih kejujuran, menjadi hanya sekadar alat untuk, misalnya, mendapatkan ijazah atau gelar.

Hal itu terjadi lantaran ada kalangan pimpinan perguruan tinggi  yang greedy, rakus. Maka, terjadilah corruption by greed karena mentalitas korup yang tanpa ragu-ragu  mengorbankan moralitas atau korupsi dianggap sebagai tindakan yang biasa saja. Karena toh banyak juga orang lain yang korupsi…..*

Sumber: triaskredensialnews.com

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *