Hina Cucu Pendiri Ponpes Lirboyo, Rais Syuriah PBNU Minta Eko Kunthadi Bertanggung jawab

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Rais Syuriah PBNU KH Cholil Nafis meminta pegiat media sosial Eko Kuntadhi bertanggung jawab atas penghinaannya terhadap cucu pendiri Ponpes Lirboyo, Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz. Dia mengingatkan agar Eko Kuntadhi proaktif berupaya mempertanggungjawabkan perbuatannya sebelum masalah menjadi melebar.

”Ya… meskipun tweetnya sudah dihapus tak berarti masalah sudah selesai dan hilang begitu saja. Tapi harus mempertanggungjawabkan. Yaitu tanggung jawab bermedsos yg sopan dan santun sebagi penggiat medsos,” kata Cholil Nafis dalam pernyataan tertulis, Rabu (14/9/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Cholil Nafis, tanggung jawab tersebut perlu dilakukan karena Eko menghina Ning Imaz dengan menyebutnya tolol. Eko juga melabeli keyakinan keagamaan Ning Imaz sebagai sekadar masalah selangkangan (pornografi).

Apa yang seharusnya dilakukan Eko Kuntadhi? ”Tanggungjawab hukum itu dianggap ada pelanggaran perbuatan tak menyenangkan atau penghinaan keyakinan beragama. Ajakan bertemu oleh keluarga adalah jalan bijak sebelum masalahnya melebar dari para santrinya,” ujar ketua MUI ini.

Masalah ini bermula dari cuitan Eko di Twitter yang mengunggah potongan video Ning Imaz. Di dalam video yang diproduksi NU Online itu, Ning Imaz menjelaskan tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Potongan video ini diunggah Eko dengan mencantumkan keterangan atau caption berupa ungkapan bernada kasar

“Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan,” bunyi keterangan video yang diunggah Eko Kuntadhi itu.

Tak berapa lama kemudian, twit tersebut direspon Nadirsyah Hosen, tokoh muda NU yang juga aktif bermedia sosial.

”Yg anda @_ekokuntadhi posting itu video Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo; istri dari Gus @rifqilmoeslim Beda pendapat hal biasa. Tapi gak usah melabeli dg kata tolol. Posting saja video aslinya. Bukan yg sdh ditambahi kata2 tolol. Belajarlah utk santun dlm perbedaan,” tulis Nadirsyah. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *