Kalau kita tidak pernah kasih tau jangan buang sampah sembarangan bingung dia,” ungkap dr Aisah Dahlan.
Jadi intinya harus terlebih dahulu kita beri peraturan, kalau belum kita kasih tau maka anak bingung.
“Makanya kalau kita mau menegur kita orang tua harus mengingat dulu pernah kasih tahu ngak yah,” paparnya.
dr Aisah menjelaskan kita juga tidak boleh membuat label kepada anak.
“Misalnya kamu bodoh, kamu bandel, kamu nakal, kamu jorok, kamu pencuri, kamu penakut ini namanya membuat label, labelnya negatif.
Itu di otaknya anak langsung tertanam itu sangat berbahaya, kalau ibunya bilang anak langsung merekam, karena ibu melahirkan,” jelas dr Aisah Dahlan.
Seorang anak selalu berharap siapa pun yang mengatai dia tapi berharap ibunya membela dia.
Tetapi kalau ibu yang berbicara, hancur dia tidak lagi ada pegangan lagi.
Maka dia akan mudah mengarah ke yang lebih nakal bahkan berbuat kejahatan lantaran orang tuanya saja sudah tak peduli dan melebelnya yang negatif.
Ingat akhlak anak sama dengan akhlak seorang ibu.
Terus bagaimana kalau sudah terlanjur, orang tua jangan meratapi dan merasa bersalah, itu harus diganti dengan rasa kurang.
Karena kalau rasa bersalah akan berbahaya, buat kita sakit dan paling parah lama-lama menyalahkan Allah.
Tetapi kalau rasa kurang itu bisa diisi.
Dikatakan dr Aisah Dahlan di zaman millenial sekarang ini memang berbeda di zaman dulu yang banyak mengadopsi gaya kolonial.
Sehingga wajar banyak keliru dalam pola asuh anak.
“Jangan segan-segan orang tua untuk meminta maaf kepada sang anak apabila orang tua melakukan kesalahan,” ucapnya
Hal itu akan direkam oleh anaknya dan mereka akan melakukan hal yang sama.
“Nanti anaknya melunjak-lunjak itu karena kata-kata kita omongan kita masuk ke telinga anak jalan di badan,” ungkapnya.