Hajinews.id – Suatu hari, teman-teman Abu Nawas sepakat mengajaknya berlibur ke salah satu tempat rekreasi di suatu daerah. Mereka pun menuju rumah Abu Nawas.
Sesampainya di rumah Abu Nawas, mereka segera mengutarakan maksud dari kedatangannya itu. Kebetulan saat itu Abu Nawas juga ingin sekali berlibur. Akhirnya dirinya mengiyakan ajakan teman-temannya itu. Dengan menunggangi keledainya masing-masing, mereka berangkat menuju tempat wisata.
Di tengah perjalanan, mereka sesekali bergurau agar suasa tidak membosankan. Hingga tak terasa perjalanan sudah jauh dari pemukiman penduduk.
Mereka tiba di sebuah pertigaan jalan yang sunyi dan tidak ada orang satupun. Mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti karena mereka mulai ragu untuk memutuskan jalan mana yang akan dipilih.
Diketahui disitu terdapat dua jalan yang menuju ke hutan, jalan pertama menuju hutan wisata, sedangkan jalan kedua menuju hutan rimba yang penuh dengan binatang buas di dalamnya.
Begitu melihat teman-temannya merasa bingung, sebagai seorang yang bijak, Abu Nawas menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan. Karena jika salah pilih jalan, maka bahaya yang akan mengancam mereka. Namun salah seorang dari teman Abu Nawas tiba-tiba berkata,
“Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah saudara kembar identik. Tidak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena wajah mereka begitu mirip. Akan tetapi perbedaannya, yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja,”
“Lalu apakah engkau bisa mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?,” tanya Abu Nawas.
“Tidak,” jawab kawan Abu Nawas singkat.
“Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak,” usul Abu Nawas.
Merekapun sepakat untuk beristirahat sambil menyantap bekal yang sudah dibawa. Setelah sudah cukup beristirahat, mereka memutuskan untuk berangkat menuju rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara itu. Setelah sampai di rumah itu, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.