Demokrasi Bukan Halusinasi

Demokrasi Bukan Halusinasi
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id

Hajinews.id – Kalangan arif berkata: “kehidupan dunia, terdiri atas tiga hari. Hari kemarin, hari ini dan hari esok”. Hari kemarin telah berlalu dan tidak mungkin lagi diharapkan untuk kembali, hari esok belum tentu kita dapati, karena bisa jadi hari ini kita meninggal. Dan oleh sebab itu, kesempatan yang tersedia hanya hari ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Rumus memahami waktu itu sekiranya dipahami dengan baik, maka tentu setiap orang akan berbuat maksimal apa dapat mereka lakukan hari ini. Tidak lagi berpikir bagaimana mengembalikan masa lalu, dan atau berhalusinasi perihal apa yang akan mereka raih di masa depan yang belum pasti.

Memperhatikan wacana para politisi tanah air, nampaknya tidak sedikit yang berpikir untuk kembali ke masa lalu, dengan mengungkit-ungkit era kekuasaan Sukarno. Tentang bagaimana Sukarno mengeluarkan Dekrit kembali kepada UUD 1945. Juga tidak sedikit yang berhalusinasi tentang masa depan yang belum pasti, misalnya mengatakan akan menjadi IKN sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 2036.

Demokrasi itu bukan halusinasi. Bukan tentang masa lalu, dan bukan tentang masa mendatang. Demokrasi adalah tentang realitas hari ini.

Halusinasi itu berbeda dengan refleksi, pun berbeda dengan prediksi. Refleksi dilakukan berpijak pada realitas hari ini, untuk melakukan apa yang bisa dilakukan pada hari ini. Demikian pula halnya dengan prediksi. Prediksi dilakukan berdasarkan data-data yang tersedia hari ini, untuk kemudian melakukan apa yang mesti dilakukan hari ini. Dengan mengetahui kedua keadaan tersebut lalu dikalkulasi dan menghasilkan sebuah proyeksi.

Halusinasi adalah pekerjaan iblis, yang jauh dari kebenaran. Karena jauh dari kebenaran sehingga di sebut “syathata” (artinya sangat jauh) atau al-syaithon artinya “yang sempurna kejauhannya” (dari kebenaran).

Politik demokrasi sebab itu bukan poltik halusinasi, bukan tentang sesuatu yang tidak pasti. Bukan tentang sesuatu yang jauh dari kebenaran.

Betapa pun situasi demokrasi yang sedang berlangsung hari ini, ditemukan berbagai kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya, bukan alasan untuk membawa kita berhalusinasi. Kita tetap mesti berpikir mengambil solusi berdasarkan realitas hari ini.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *