Perlunya Akselerasi Pengembangan Wisata Halal

Pengembangan Wisata Halal
M Shidqon Prabowo (Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh M Shidqon Prabowo (Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang)

Hajinews.id – Potensi wisata halal di Jawa Tengah untuk dapat memperkuat ekonomi masyarakat sangat besar. Hampir di semua kabupaten dan kota di wilayah ini memiliki potensi yang dapat didorong.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pariwisata halal atau Halal Tourism, menurut Mohsin et al. (2016), mengacu pada penyediaan produk dan layanan pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim untuk memfasilitasi ibadah dan persyaratan lainnya sesuai dengan syariat Islam. Termasuk preferensi umat Muslim yang menurut pandangan behaviourism merujuk pada budaya kebiasaan-kebiasaan pakaian, makanan, serta perilaku pada daerah tersebut.

Secara prinsip, konsep pariwisata halal tidak hanya terbatas pada wisata religi, tetapi juga lebih luas yakni ke semua bentuk pariwisata kecuali yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Yang perlu diketahui bahwa dalam pengembangan konsep wisata, konsep halal diartikan bahwa tempat tujuan tersebut harus jelas target pelanggannya (dalam hal ini umat Muslim), lokasi kegiatan (atribut dan tujuan), rincian kegiatan, serta produk dan layanan yang ditawarkan (makanan dan fasilitas).

Berpijak pada pemahaman tersebut, maka di Jawa Tengah menjadi salahsatu gudang obyek wisata halal. Tak hanya di sepanjang wilayah pantai utara dari Brebes hingga Rembang, namun juga di wilayah selatan terdapat banyak potensi obyek.

Tumbuh Cepat

Terlebih, saat ini banyak wisatawan lokal maupun luar negeri mengidamkan berwisata halal. Potensi ini harus segera ditangkap oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI 2018), bahwa pangsa pasar wisatawan Muslim tumbuh secara cepat, bahkan diprediksi meningkat menjadi USD 300 miliar pada tahun 2026.

State of the Global Islamic Economy Report 2018/19 (Laporan kerja sama antara Thomson Reuters dan Dinar Standard) juga menguatkan bahwa subsektor pariwisata halal pada tahun 2023 diprediksi meningkat menjadi USD 274 miliar. Pengeluaran tersebut paling banyak didominasi oleh wisatawan Muslim yang berasal dari Timur Tengah khususnya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

Menurut laporan GMTI (2018), terdapat tujuh faktor yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata halal global yaitu pertumbuhan populasi Muslim, pertumbuhan pendapatan kelas menengah (middle income) / disposable income Muslim, populasi generasi Muslim milenial, meningkatnya akses terhadap informasi travel, meningkatnya penyedia jasa travel yang  mengakomodasi kebutuhan ibadah Muslim (muslimfriendly), travel Ramadhan, dan usaha travel.

Lingkungan dan Pelayanan

Faktor-faktor di atas mendorong negara-negara di dunia secara perlahan mulai fokus pada

pengembangan pariwisata halal. Pengembangan tersebut menurut GMTI (2018) perlu difokuskan kepada empat hal utama, yaitu kemudahan akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan.

Indonesia sebenarnya mempunyai potensi besar, yaitu pariwisata berbasis halal. Minimal ada 2 faktor pendukung pariwisata halal, yaitu internal dan eksternal.

Faktor internal, adanya keberagaman sumber daya alam dan jumlah sumber daya manusia yang banyak. Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272,23 juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88 persen) beragama Islam. Artinya mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Data tersebut mengindikasikan bahwa  negeri ini sangat tepat untuk mengadopsi konsep pariwisata halal.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.508 pulau. Wilayah pesisir itu sudah pasti memiliki potensi wisata  yang menjadi daya tarik. Kekayaan budaya juga merupakan potensi besar untuk mengembangkan  industri pariwisata halal. Namun, perlu ditekankan kembali bahwa harus ada batasan-batasan budaya  yang dapat diterima secara syariah dengan mengacu pada standar halal dan tujuan bersyariah.

Faktor eksternal, berdasar laporan GMTI 2018 tentang destinasi wisata ramah Muslim

di dunia, beberapa industri pariwisata halal di Indonesia memeroleh penghargaan di ajang World Halal Tourism Awards 2016. Dari 16 kategori yang dikompetisikan, Indonesia berhasil memenangkan 12 kategori. Hal ini membuat Indonesia menempati peringkat ke dua (2017 – 2018) dalam 10 destinasi wisata yang ramah Muslim di negara OIC. Memang, wisatawan Timur Tengah merupakan konsumen pariwisata halal terbesar di dunia. Maka, Indonesia harus membuat strategi untuk menarik mereka.

Namun demikian, konsep pariwisata halal tidak hanya menyasar wisatawan Muslim, namun juga non-Muslim. Hal ini karena pariwisata halal hanya sebagai subkategori yang ramah terhadap Muslim dan tergolong dalam nilai-nilai religious tourism (Gohary, 2016).

Apabila merujuk pada faktor internal dan eksternal di atas, GMTI 2018, World Halal Tourism

Awards 2016, dan Kemendagri, menunjukkan data yang komprehensif tentang pariwisata halal di Indonesia dari sisi potensi dan penghargaan yang diperoleh.

Untuk mengevaluasi peluang dan tantangan dari industri pariwisata halal secara komprehensif, harus mengenali dan mempelajari komponen dari Value Chain industri pariwisata halal.

Industri pariwisata halal tidak bisa dipisahkan dari industri pendukungnya atau dalam hal ini dimasukan menjadi rangkaian entry point. Beberapa di antaranya membentuk rantai nilai pariwisata halal yang terdiri dari destinasi pariwisata, alat transportasi, hotel dan akomodasi, perbankan, restoran dan kafe, serta travel and tours.

Paket Terintegrasi

Upaya percepatan menuju pariwisata halal juga harus memerhatikan beberapa hal berikut. Yaitu, menyusun paket-paket wisata halal terintegrasi di masing-masing daerah unggulan. Melakukan branding pariwisata halal melalui media sosial dan eksibisi.  Merumuskan dan mengesahkan undang-undang tentang pariwisata halal.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *