Disway: Wisata Abu

Wisata Abu
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dahlan Iskan

Hajinews.id – SEMUA pembalap sudah tiba di Danau Toba: hari ini kejuaraan dunia F1 H2O dimulai. Nanti sore. Agenda: latihan bebas. Para pembalap dibolehkan mencoba arena: memacu powerboat  di perairan Danau Toba.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Agenda besok sore lebih menarik: kualifikasi. Memperebutkan pole position: siapa yang berada di garis paling depan untuk start balapan lusa sore. Tanggal 26 Februari 2023 itulah balap yang sebenarnya. Presiden Jokowi dijadwalkan ikut menyaksikan.

Sejauh ini tidak ada hujan sore-sore di Toba. Siang cenderung panas. Sore sejuk. Malam baru hujan. Begitulah cuaca seminggu terakhir di Toba, seperti dilaporkan sahabat Disway di sana: Eko Pardede.

Boleh dikata semua persiapan sudah beres. Malam hari disediakan panggung rakyat: penyanyi top Judika tampil bersama penyanyi kebanggaan Tanah Batak lainnya. Ada Viky Sianipar dan Bagindas. Sayangnya penyanyi rakyat Batak lainnya, yang juga pujaan saya, tidak ditampilkan: Juslina Simamora.

Inilah even terbesar di Toba dalam sejarah Toba. Inilah even yang mengubah perjalanan Toba selanjutnya.

Para pembalap tinggal di hotel yang terpisah. Balige kini sudah punya hotel bagus-bagus. Tidak lagi hanya ada hotel bagus di Parapat.

MENKO Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah tiba di Balige dan mampir ke sekolah ungulan yang ia dirikan. -FOTO: DOKUMENTASI PRIBADI-

Dulu ke Toba itu ke Parapat. Itulah sisi Toba yang paling dekat dari Medan. Zaman itu Balige masih kurang menarik. Sepi. Jauh. Maka ketika BUMN membangun hotel di Toba, lokasinya di Parapat: Hotel Parapat. Lalu belakangan muncul hotel baru: Hotel Niagara.

Parapat jauh dari Balige. Letak Parapat di Toba sisi timur laut. Balige di Toba sisi Selatan. Jarak dari Parapat ke Balige masih sekitar 60 km.

Dulu, ujar sahabat Disway, jarak Parapat-Balige bisa ditempuh satu jam. Sekarang tidak mungkin lagi. Jalan raya sudah kian padat. Paling cepat 90 menit.

“Kalau Natal jalur  ini macet sekali. Demikian juga di puncak acara kejuaraan dunia powerboat nanti,” ujar Eko Pardede. “Saya kira pak Polisi lagi pusing sekarang. Banyak tamu VIP tinggal di Parapat. Bagaimana agar bisa ke Balige dengan lancar,” tambahnya.

Dari Parapat ke Balige ini harus melewati simpang yang sangat padat: simpang Laguboti, simpang Silimbat, dan simpang Porsea. Semuanya padat lalu-lintas.

Di Balige sendiri kini sudah ada hotel Labersa. Sembilan lantai. Bintang 4. Pemiliknya: HW Hutahaean, pengusaha sawit yang sangat besar di Riau.

Ada lagi Hotel Serenauli. Pemiliknya: Duma Hutapea, saudari pengacara terkenal Hotman Paris Hutapea. Tentu Anda juga sudah tahu: ada Hotel Ompu Herti, milik Jenderal T.B. Silalahi.

Belakangan Balige tumbuh lebih cepat dari Parapat. Juga kian tertata. Daya tarik Toba tampaknya segera bergeser dari Parapat ke Balige. Antara lain karena Balige kini punya bandara sendiri: Bandara Silangit.

Hotel baru di Balige itu sedikit agak di luar kota. Di Jalan masuk Balige dari arah Parapat/Medan. Boleh dikata kota Balige berkembang ke arah Labersa. “Awalnya hanya saya sendiri yang membangun di sini. Seperti di tengah sawah. Sekarang sudah ramai. Ada hotel bintang 4 di seberang kami,” ujar Eko.

Eko bikin 9 ruko dua lantai di kota baru itu. Lantai bawahnya dijadikan satu: untuk Batikta. Lantai atasnya juga dijadikan satu: untuk kopi Hutanta. Setelah acara besar powerboat selesai lantai atas itu juga untuk menjajakan bolu gulung Boan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *