Hikmah Siang: Bagaimana Menghindari Riya?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, MA

Semoga Allâh Azza wa Jalla membimbing kita kepada apa yang Dia cinta dan ridhoi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yang dimaksud dengan ikhlas adalah meniatkan semua amalan lahir maupun batin untuk memperoleh pahala dari Allah Azza wa Jalla dan tidak mengharapkan pujian manusia. Pujian manusia memang membuai, dan jiwa kita menyukainya. Itulah kenapa riya masih sering menggoda.

Keikhlasan niatnya mudah diraih, bahkan orang-orang shalehpun kesulitan untuk mendapatkannya. Sufyân ats-Tsauri rahimahullah berkata, ”Aku tidak pernah mengobati sesuatu yang lebih sulit daripada mengobati niat saya; karena ia selalu berubah-ubah.”

Ucapan ini keluar dari lisan seorang Sufyân ats-Tsauri rahimahullah, yang merupakan teladan teladan dari generasi tabi’in. Bagaimana dengan kita? Hendaknya kita menjadikan ucapan beliau rahimahullah ini sebagai pecut untuk mawas diri dalam bab ini. Karenanya, wajib bagi setiap Mukmin untuk mempelajari hal ini.

Untuk meraih keikhlasan dalam beramal, diperlukan taufik dari Allâh Azza wa Jalla dan usaha keras untuk meraihnya. Beberapa tips berikut insyaAllah bisa membantu kita meraihnya:

1. Memohon kepada Allâh Azza wa Jalla agar diberikan keikhlasan dalam beramal, dan dimasukkan dalam golongan mukhlishin (oang-orang ikhlas); karena keikhlasan adalah derajat tinggi yang merupakan anugerah Allah Azza wa Jalla untuk orang-orang yang dipilih-Nya. Di antara doa yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَناَ أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لاَ أَعْلَمُ

“Ya Allâh, Sungguh saya berlindung kepada-Mu dari berbuat syirik dalam keadaan tahu, dan saya memohon ampunan dari apa yang tidak saya ketahui. [HR. al-Bukhâri dalam al-Adab al-Mufrad, dihukumi shahih oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah]

2. Mengatur dan menata hati untuk ikhlas sebelum beramal.
Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya, “Bagaimana cara niat dalam beramal?” Beliau menjawab, “Mengatur diri jika ingin beramal, untuk tidak mengharap pujian manusia.”

3. Berusaha menyembunyikan amal kebaikan kita dari pandangan manusia, sebagaimana kita menyembunyikan keburukan kita. Jika yang kita cari adalah ridha Allâh Azza wa Jalla, tidak perlu kita menunjukkannya kepada manusia, kecuali jika ada maslahatnya dan kita bisa menjaga keikhlasan hati.

4. Mengingat besarnya kerugian orang yang riya dan tidak ikhlas dalam beramal, dan mengingat bahwa amalannya tidak bermanfaat jika tidak diiringi keikhlasan. Riya menyebabkan amalan yang kita lakukan dengan susah payah menjadi sia-sia, membuat kita terhinakan di depan Allâh dan menjadikan kita sebagai penyulut api neraka yang pertama kali.

Mempelajari dan mencontoh teladan generasi awal umat Islam dalam bab ini. Ada banyak teladan keikhlasan dalam sirah mereka.
Saling mengingatkan tentang hal ini, terutama pada saat-saat kita atau saudara kita diuji dengan hal ini, atau saat kita melihat tanda-tanda riya pada saudara kita.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *