Ini Jawaban Gus Baha, Mengapa Lailatul Qadar Tidak Harus Malam Yang Ganjil?

Mengapa Lailatul Qadar Tidak Harus Malam Yang Ganjil?
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jawaban dan penjelasan Gus Baha terkait kapan turunnya Lailatur Qadar tadi, dimaksud juga agar umat muslim tidak menyia-nyiakan setiap malam pada bulan Ramadan. Karena menurutnya, Lailatur Qadar bisa datang kapan saja.

Santri Mbah Moen

Sebagaimana diketahui, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disebut dengan panggilan Gus Baha’ lahir pada 29 September 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Gus Baha, putra KH Nursalim al-Hafizh.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Selain ulama pakar alquran, ayah Gus Baha juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA di Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Ayah Gus Baha merupakan santri KH Arwani al-Hafidz Kudus dan KH Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati, nasabnya bersambung kepada para ulama besar di Indonesia.

Dari silsilah keluarga ayahnya, Gus Baha merupakan generasi ke empat ulama-ulama ahli Alquran. Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Gus Baha kecil dididik belajar dan menghafalkan alquran secara langsung oleh ayahnya, dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin.

Hal ini sesuai dengan karakteristik yang diajarkan oleh guru ayahnya, KH Arwani Kudus. Kedisiplinan tersebut membuat Gus Baha di usianya yang masih muda, sudah mampu menghafalkan alquran 30 Juz beserta Qiroahnya.

Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha mondok dan berkhidmah kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang. Di Pondok Pesantren inilah keilmuan Gus Baha mulai menonjol baik ilmu hadits, fiqih, dan tafsir. ***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *