Ongkos Terlalu Mahal! Pantas Saja Investor Ogah Masuk RI

Ongkos logistik Terlalu Mahal
Ongkos logistik Terlalu Mahal
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mungkin perlu mengkaji ulang seluruh kebijakan logistik negara. Pasalnya, bisa jadi banyak investor yang kabur karena biaya produksi di Indonesia ternyata mahal.

Kinerja logistik Indonesia yang tercermin dari Logistics Performance Index (LPI) terus menurun. Menurut Bank Dunia, peringkat LPI turun dari peringkat 45 pada 2018 menjadi peringkat 61, dengan skor keseluruhan 3 dari 5.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sistem logistik Indonesia masih tertinggal dari negara tetangganya di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Menurut Bank Dunia, Singapura memiliki skor infrastruktur tertinggi dengan skor 4,6, Malaysia di urutan ke-31 dengan skor 3,6, Thailand di urutan ke-37 dengan skor 3,5, dan Vietnam di urutan ke-43 dengan skor 3,3.

Dilihat dari biaya logistik pengiriman barang pun, Indonesia termasuk yang paling mahal dibandingkan negara-negara kawasan Asia Tenggara. Kisaran biaya logistik Indonesia mencapai 22% dari PDB, Singapura 8 %, Malaysia 13%, Thailand 15%, dan Vietnam 20%.

Melihat data tersebut, maka jangan heran jika investor besar seperti Tesla harus berpikir ulang sebelum berinvestasi di Indonesia. Begitu juga pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang sampai saat ini juga belum mendapatkan investor.

Jokowi pun memutuskan untuk membentuk Tim Percepatan Investasi di Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur, di mana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai ketuanya.

Pemerintah berkeyakinan, anjloknya kinerja logistik di Indonesia dipengaruhi oleh disrupsi rantai pasok yang terjadi selama pandemi dan pasca Covid-19 yang menyebabkan proses pengiriman di pelabuhan menjadi tidak efisien.

“Faktor lainnya ialah tensi geopolitik global yang sempat tinggi membuat transaksi perdagangan internasional menjadi terhambat,” ujar Plt. Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/5/2023).

Penurunan kinerja logistik di Indonesia ini, kata Ferry tentu akan mengganggu jalannya aktivitas perdagangan dan rantai pasokan atau supply chain. Investor bahkan mungkin akan berpikir masak-masak sebelum berinvestasi di Indonesia melihat kinerja logistik yang anjlok.

“Sebab, biasanya investor akan mempertimbangkan kondisi logistik suatu negara sebelum menentukan investasi,” kata Ferry lagi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *