Kultum 202: Abbad ibn Bishr Wafat Membawa Cinta Al-Qur’an

Abbad ibn Bishr Wafat Membawa Cinta Al-Qur’an
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Ketika tiba saatnya untuk menerima hadiah yang merupakan bagiannya, dia didapati hanya setelah banyak usaha dan berbagai kesulitan. Dia selalu dapat dipercaya dalam berurusan dengan kekayaan umat Islam. Sayyidina Ali mengakui hal ini. Aisyah, istri Nabi, pernah berkata, “Ada tiga orang di antara Anshar yang tidak ada yang bisa unggul dalam kebajikan; Sa’ad ibn Muadh, Usayd ibn Khudayr, dan Abbad ibn Bishr”.

Abbad meninggal dengan kematian sebagai seorang syahid dalam perang Yamamah. Tepat sebelum pertempuran dia memiliki firasat yang kuat tentang kematian sebagai martir. Dia melihat bahwa ada kurangnya rasa saling percaya antara Muhajirin dan Anshar. Dia sedih dan kesal tentang hal ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dia menyadari bahwa tidak akan ada keberhasilan bagi umat Islam dalam pertempuran yang mengerikan ini kecuali jika Muhajirin dan Anshar dikelompokkan dalam resimen terpisah sehingga dapat dilihat dengan jelas siapa yang benar-benar memikul tanggung jawab mereka dan siapa yang benar-benar tabah dalam pertempuran.

Pada waktu fajar ketika pertempuran dimulai, Abbad ibn Bishr berdiri di atas gundukan tanah dan berteriak, “Wahai Anshar, bedakan dirimu di antara manusia. Hancurkan sarungmu. Dan jangan tinggalkan Islam”.

Abbad berbicara dengan orang-orang Anshar sampai ada sekitar empat ratus orang berkumpul di sekelilingnya dengan para pemimpin di antaranya adalah Tsabit ibn Qays, al-Baraa ibn Malik, dan Abu Dujanah, penjaga pedang Nabi. Dengan kekuatan ini, Abbad melancarkan serangan ke barisan musuh dan menumpulkan daya dorong mereka serta mendorong mereka kembali ke “taman kematian”.

Di dinding taman inilah, Abbad ibn Bishr meninggal. Begitu banyak lukanya, sehingga dia hampir tidak bisa dikenali. Dia telah menjalani hidup, berjuang, dan mati sebagai orang yang beriman. Wallahu a’lam.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

—ooOoo—

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *