Sangat besar! Gus Baha Ungkap Kekuatan Kalimat Tauhid

Kekuatan Kalimat Tauhid
Gus Baha
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idGUS Baha mengungkap kekuatan rasa tauhid. Dia berbicara tentang kekuatan kalimat tauhid: Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah.

Gus Baha yang bernama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengutip Imam Sya’rani dalam kitab “Minanul Kubra” dan mengatakan al-ma’arifu laa tuslabu, ma’rifatullah adalah sesuatu yang tak bisa diberedel.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sebab itu, orang-orang alim itu, orang yang tak pernah diskusi tentang su’ul khatimah. Karena kalimah thayyibah itu tidak bisa diberedel,” terang Gus Baha dalam Majelis Tahlil Haul KH Ma’shoem Achmad di Komplek Masjid Jami’ Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Kamis 21 September 2023.

Ia mencontohkan, misalnya seseorang banyak salah, kemudian di dokumen tertulis banyak salah, asal di dokumen tersebut ada tulisan Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah, itu kira-kira malaikat ditanya oleh Tuhan: “Kamu berani mengabaikan kalimat itu?”

“Tidak berani, Tuhan.”

“Ya sudah, kalau kamu tak berani mengabaikan, itu saja yang dipertimbangkan, jangan yang lain.”

Berkat kesaktian kalimat tauhid itulah, lanjut Gus Baha, umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam mendapat rukhshah (keringanan).

“Ya tidak usah dipraktikkan, hanya cerita dapat rukhshah, man qaala: ‘Laa ilaaha illallah dahalal jannah.’ Sampai ada pertanyaan terusannya, itu ribet, tak usah diteruskan,” ungkapnya, seperti dikutip dari nu.or.id.

Tetapi, menurut Gus Baha, apa pun itu masuk akal. Kemudian ia mengutip keterangan dalam kitab Abwabul Faraj karya Sayyid Sayyid Muhammad, dalam bab Al-Bithaqah.

“Itu saya cek di Musnad Ahmad. Jadi ada beberapa riwayat yang diceritakan Sayyid Muhammad,” kata pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) Rembang ini.

Kiai kelahiran 19 September 1970 tersebut lalu bercerita, ada orang yang punya kesalahan 99 boks. Setiap 1 boks kesalahannya sepanjang mata melihat, saking banyaknya.

Tuhan berkata: “Kamu tahu salahmu?”

“Iya, (tahu), Tuhan.”

Menurut Gus Baha, Tuhan itu sangat demokratis, pertanyaannya. “Jangan-jangan malaikatku sentimen, jangan-jangan kalau salah ditulis, kalau benar tidak ditulis.”

“Tidak, Tuhan, memang aku saya salah beneran,” jawab orang itu.

Alhasil, orang itu putus asa. Lalu kata Tuhan unik: “Sudah, kamu tenang saja.”

Lalu Tuhan mengambil satu “kotak jam tangan” kecil. “Tidak apa-apa. Kamu tidak akan kalah.”

Terus orang itu mencari tahu tentang kotak kecil. Setelah dibuka, ternyata isinya “Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah”.

“Itu di kitab-kitab: Fathaasat as-sijillat. Semua dokumen kesalahan itu, dibanding kaffatul mizan yang ada Laa ilaaha illallah, itu amblas, menang Laa ilaaha ilallah,” kata Gus Baha.

Kata rawi-rawi itu, lanjut dia, tentulah lafadz Allah ini tidak akan diperbandingkan, tidak akan dikalahkan oleh apa pun, karena malaikat kira-kira dikatain, “Kamu berani mengabaikan Laa ilaaha illallah?”

Itulah, lanjut Gus Baha, yang kemudian menjadi adat dalam tradisi NU dan pesantren, yaitu tahlilan. “Soal bikin marah karena kelamaan. Padahal jika sebentar senang. Makanya saya itu agak keberatan kalau ada tahlil lama, karena satu saja masuk surga kok lamanya tak karuan,” canda Gus Baha yang disambut tawa jamaah.

“Tidak tahu kalau dibalik: Satu saja manjur, apalagi banyak. Tapi kalau jenis seperti saya, satu saja sudah cukup, kok banyak, ngapain. Tapi yang jelas itu bagus-bagus saja,” pungkasnya.

Wallahu a’lam bisshawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *