Kultum 292: Ilmu dalam Al-Qur’an Bukan Teori atau Hipotesis

Ilmu dalam Al-Qur’an
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sejak awal diciptakan Allah, manusia telah berusaha untuk memahami alam, tempat mereka berada di dalamnya. Dalam pencarian tujuan hidup ini banyak orang telah beralih ke agama. Sebagian besar agama didasarkan pada buku-buku yang diklaim oleh para pengikutnya sebagai ilham ilahi, kadang tanpa bukti apa pun.

Dalam hal ini, Islam berbeda karena didasarkan pada akal dan bukti. Ada tanda-tanda yang jelas bahwa Al-Qur’an, sebagai kitab agama Islam, adalah firman Tuhan dan manusia memiliki banyak alasan untuk menerima klaim ini. Misalnya, ada fakta-fakta ilmiah dan sejarah yang ditemukan dalam Al-Qur’an yang tidak diketahui orang pada saat itu, dan baru ditemukan belakangan ini oleh ilmu pengetahuan kontemporer.

Al-Qur’an juga memiliki gaya bahasa yang unik yang tidak dapat direplikasi (ditiru atau dicipta ulang), hal ini dikenal sebagai ‘Al-Qur’an tidak dapat ditiru’. Ada nubuat yang dibuat dalam Al-Qur’an dan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam kultum ini akan dipaparkan dan dijelaskan dua fakta ilmiah yang ditemukan di dalam Al-Qur’an, berabad-abad sebelum ‘ditemukan’ dalam sains kontemporer.

Penting untuk dicatat bahwa Al-Qur’an bukanlah buku ilmu pengetahuan tetapi buku ‘tanda-tanda’. Tanda-tanda ini ada bagi orang-orang untuk mengenali keberadaan Tuhan dan menegaskan wahyu-Nya. Sains terkadang membuat fakta ‘putaran balik’, yakni apa yang pernah benar secara ilmiah menjadi salah beberapa tahun kemudian. Dalam kultum ini hanya fakta ilmiah yang akan dikemukakan, bukan teori atau hipotesis.

Al-Qur’an itu diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pada abad ke-7. Manusia saat itu masih primitive dan tidak ada teleskop, mikroskop, atau apapun yang mendekati teknologi seperti saat ini. Saat itu manusia percaya bahwa matahari mengorbit bumi dan bahwa langit ditopang oleh pilar-pilar besar di sudut-sudut bumi yang datar.

Sementara itu, Al-Qur’an telah mengandung banyak fakta ilmiah tentang topik mulai dari astronomi hingga biologi, geologi hingga sosiologi. Beberapa pihak mengklaim bahwa Al-Qur’an telah diubah karena fakta ilmiah baru ditemukan. Tapi hal ini tidak mungkin terjadi karena Al-Qur’an merupakan fakta yang didokumentasikan secara historis dan dipertahankan dalam bahasa aslinya.

Bahkan, Al-Qur’an juga ditulis dan dihafal oleh orang-orang selama masa hidup Nabi Muhammad. Salah satu salinan Al-Qur’an yang ditulis beberapa tahun setelah kematian Nabi Muhammad juga disimpan di sebuah museum di Uzbekistan. Salinan ini berusia lebih dari 1400 tahun dan persis sama dengan Qur’an berbahasa Arab yang kita miliki saat ini.

Satu fakta ilmiah dalam Al-Qur’an adalah tentang asal usul kehidupan. Air sangat penting bagi semua makhluk hidup. Semua tahu bahwa air sangat penting untuk kehidupan, dan AL-Qur’an membuat klaim yang luar biasa, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ

وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ

اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ

Artinya:

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? (QS. Al-Anbiya’, ayat 30).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *