Hikmah Malam: Bersyukur Dalam Setiap Keadaan

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Rasa bersyukur adalah bagian dari rasa berterimakasih, lega, senang, bangga, dan masih banyak lagi. Dalam Islam, pengertian syukur adalah dekat dengan ibadah.

Mulai dari terus memuji asma Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, mengingat-ingat nikmat-Nya, dan senantiasa bersujud kepada-Nya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah ayat 152).

Rasa syukur tidak hanya diucapkan pada saat kita mendapat nikmat atau kebahagiaan semata tetapi kita harus selalu bersyukur atas segala yang terjadi.

Kenapa kita juga harus bersyukur atas segala hal, terutama hal yang tidak kita sukai? Pertanyaan ini dapat terjawab dalam firman Allah dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya:

“Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.

Dan juga sebagai mana yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Artinya: “Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan”.

Kalimat ini diucapan Rasulullah ﷺ ketika melihat sesuatu yang tidak disukai.

Diriwayatkan Ibnu Majah berkata:

“Rasulullah ﷺ ketika melihat hal yang beliau sukai mengucapkan alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihat, ‘segala puji hanya milik Allah dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna’. Dan kala mendapati sesuatu yang tak disukai, beliau mengucapkan Alhamdulillah ala kulli hal, ‘segala puji hanya milik Allah di setiap keadaan’.”

Pada dasarnya semua kejadian yang menimpa manusia merupakan kehendak Allah.

Allah Maha Benar, maka Ia tidak pernah salah menempatkan umat-Nya dalam segala situasi.

Allah Maha Adil, tidak ada satupun makhluk yang terzalimi dalam takdir.

Allah Maha Tahu, maka tidak ada kesulitan yang akan melampaui batas kemampuan umat-Nya.

Maka, ketika seseorang memiliki kesulitan, hendaknya ia tetap bersyukur atas nikmat Allah.

Bisa jadi, di balik kesulitan tersebut terdapat hikmah yang dapat dipetik dan Allah telah menyiapkan skenario terbaik untuk hamba-Nya yang pandai bersyukur dan sabar.

بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِي وَمَالِي وَدِيْنِيْ. اَللَّهُمَّ رَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا قُدِّرَ لِيْ حَتَّى لَا أُحِبَّ تَعْجِيْلَ مَا أَخَّرْتَ وَلَا تَأْخِيْرَ مَا عَجَّلْتَ

Bismillâhi ‘ala nafsi wa mali wa dini. Allahumma radhdhini bi qada’ika, wa barik li fina quddira li hatta la uhibba ta’jila ma akhkharta, wa la ta’khira ma’ajjalta.

Artinya: “Dengan nama Allah yang menguasai diri, harta, dan agamaku. Tuhanku, kondisikan batinku agar rela menerima ketentuan-Mu.
Berkatilah aku pada semua yang ditakdirkan untukku sehingga aku enggan menyegerakan apa yang Kau tunda dan enggan menunda apa yang Kau segerakan.”

بَارَكَ اللهُ فِيْكُم

📲 @IslamAdalahSunnah​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *