Hadits di atas menjelaskan bahwa konsep toleransi itu bahkan datang dari Allah Subhanahau wata’ala yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hal ini ada dua hal yang perlu digarisbawahi, yakni (1) kemudahan dalamjual beli, dan (2) kemudahan dalam memutuskan perkara.
Bahkan dalam hidup bertetangga pun, Islam juga memberikan tuntunan untuk hidup bertolerasi. Dalam hal ini, diriwayatkan oleh Anas Radhiyallahu ‘anhu,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ
لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ – أَخْرَجَهُ
مُسْلِمٌ وَ أَبُو يَعْلَى
Artinya:
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri” (HR Muslim dan Abu Ya’la).
Begitulah ayat tuntunan Al-Qur’an dan Hadits Nabi tentang toleransi. Sungguh salah jika ada yang mengatakan bahwa Islam itu agama yang tidak toleran. Allahu ya’lam.
Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat bagi kita semua, dan kalau sekiranya bisa bermanfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sumber : Ahmad Idris Adh. —ooOoo—