Kisah Gus Dur Kecil Yang Sangat Aktif, Pernah Diikat di Tiang Bendera Oleh Ayahnya

Gus Dur Kecil Yang Sangat Aktif
Gus Dur Kecil versi AI
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idNama Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid sangat populer di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.

Gus Dur pernah menduduki jabatan bergengsi sebagai Ketua Umum PBNU. Gus Dur menjadi ketum tidak hanya sekali, melainkan tiga kali berturut-turut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Gus Dur adalah sosok yang cerdas. Dia mampu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Tentu saja Gus Dur menguasai beberapa bidang ilmu sekaligus.

Masa kecil Gus Dur juga istimewa. Dia anak nakal tapi cerdas.

Saking nakalnya, satu ketika Gus Dur sampai diikat di tiang bendera oleh ayahnya, KH Wahid Hasyim.

Gus Dur tumbuh dan berkembang di masa kecilnya memang berpindah-pindah, Jombang-Jakarta. Karena sang ayah pernah menjadi Menteri Agama, sekaligus juga pernah menjadi Pengasuh Pesantren Tebuireng.

KH Abdurrahman Wahid lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil.

“Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.”

Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan KH. Wahid Hasyim dan Nyai Solichah Bisri.

Sejak Kecil Gus Dur dikenal sebagai anak yang aktif, bahkan hiperaktif, tidak bisa diam, dan bandel.

Baik di Denanyar maupun di Tebuireng, Gus Dur sering berbuat ulah, jail, dan merepotkan.

Tahun 1944, Gus Dur pindah ke Jakarta karena sang ayah diminta menjadi ketua pertama Majlis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

Tahun 1945 pasca-kemerdekaan, keluarga Gus Dur kembali ke Jombang. Namun, tahun 1949 setelah perang melawan sekutu selesai, kembali lagi ke Jakarta karena ayahnya, Kiai Wahid diangkat menjadi Menteri Agama RI.

Pada tahun 1952, ketika berumur 12 tahun, saking aktif dan semaunya, Gus Dur pernah megalami dua kali patah tulang lengan.

Pertama kali lengannya patah karena terjatuh dari pohon akibat dahan yang dia injak patah. Kemudian, Gus Dur juga hampir kehilangan tangannya untuk kedua kali dalam satu masa usia.

Kisahnya, waktu itu Gus Dur mengambil makanan dari dapur lalu memakannya di atas pohon besar. Karena keenakan di atas pohon sampai tertidur lalu menggelinding dan terjatuh ke bawah.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *