Kisah Abu Nawas: Bikin Ngakak, Abu Nawas Dijuluki Guru Badut

Abu Nawas Dijuluki Guru Badut
ilustrasi: Abu Nawas Dijuluki Guru Badut
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idABU nawas adalah orang yang cerdas. Dia memiliki jumlah murid yang banyak. Sayangnya tidak semua muridnya sependapat dengan pendapat Abu nawas tersebut.

Suatu hari, salah satu muridnya mengeluh dan menyampaikan pendapat kritisnya agar spiritualitas Abu nawas harus disesuaikan dengan perkembangan saat ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menanggapi kritikan murid-muridnya, Abu nawas hanya tertawa. Siswa lain pun tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan aneh gurunya. Kemudian Abu nawas terdiam.

Seketika suasana menjadi hening, Abu Nawas menarik napas dalam-dalam. Kemudian dengan hati-hati dia menceritakan kisah seorang pelajar yang bertanya kepada penjual buku.

“Tidak ada buku anatomi yang lebih baru?” ucap Abu Nawas menirukan pertanyaan pelajar tersebut kepada penjual buku, dikutip dari Kalam Sindonews, Senin (22/1/2024).

“Buku-buku yang ada di sini sudah berumur 10 tahun atau lebih!” protes pelajar itu.

“Dengarlah, nak. Tidak ada penambahan tulang apa pun dalam tubuh manusia selama 10 tahun terakhir ini. Demikian pula halnya, tidak ada penambahan apa pun dalam kodrat manusia selama 10.000 tahun terakhir ini,” ujar penjual buku menjawab pertanyaan pelajar itu.

Mendengar cerita Abu Nawas, semua santri tampak diam, suasana pun masih hening. Kemudian hal lainnya membuat santri Abu Nawas protes, karena seringnya sang guru membuat lelucon.

Setiap kali mengajar hampir selalu ada gelak tawa dalam setiap ia bicara. Hal itu rupanya juga mengganggu sebagian santri yang sangat ingin serius tentang spiritualitas dan diri mereka.

“Guru ini seperti badut,” ujar seorang santri lainnya.

“Oh tidak. Kamu salah tangkap. Seorang badut membuat kamu menertawainya; seorang guru membuat kamu menertawai diri sendiri,” sanggah santri lainnya.

Abu Nawas mendengar dialog antara santrinya dengan tersenyum. Abu Nawas tidak terganggu sama sekali dengan santrinya itu.

“Apakah sesuatu menjadi sungguh-sungguh benar, jika tak seorang pun menertawakannya?” ujar Abu Nawas.

Wallahu a’lam bisshawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *