Kisah Abu Nawas: Gunakan Cara-Cara Nyeleneh, Kalahkan Para Perampok Sadis Hingga Bertobat

Abu Nawas Kalahkan Para Perampok Sadis
ilustrasi: Abu Nawas Kalahkan Para Perampok Sadis
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idAbu Nawas mendengar ada pemimpin perampok yang sadis dan kejam. Ia memiliki puluhan anak buah yang juga sadis. Semuanya sering beroperasi di gurun pasir, jauh dari pemukiman.

Siapapun yang melintasi wilayah perampok sadis tersebut akan kurang beruntung, terutama kelompok kabilah yang membawa muatan dagangan. Jika ada yang berani melawan atau membela diri saat dirampok, komplotan perampok tak segan-segan akan membunuhnya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suatu hari Pak Hamid hendak bepergian ke negeri seberang untuk membawa pesanan perhiasan emas. Namun ia ragu-ragu, karena harus melintasi gurun pasir yang merupakan wilayah kekuasaan para perampok sadis itu.

Tuan Hamid pun bingung dengan situasi yang dialami. Sementara ia harus mengirim emas pesanan secepatnya.

Setelah merenung agak lama, terlintas di benaknya sosok Abu Nawas. “Semoga saja dia bisa membantuku,” pikir Tuan Hamid seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Humor Sufi Official.

Dia lantas pergi menemui Abu Nawas. Sesampainya di rumah Abu Nawas, Tuan Hamid lalu mengungkapkan permasalahannya.

“Wahai Abu Nawas, aku bingung dengan situasi yang sedang aku alami. Barang kali kamu bisa membantuku,” ujar Tuan Hamid.

“Masalah apa yang membuatmu bingung?” tanya Abu Nawas.

“Begini Abu Nawas, besok aku harus mengirim perhiasan emas ke negeri seberang, tapi aku takut karena harus melewati gurun pasir yang menjadi tempat komplotan perampok sadis. Aku dengar siapa pun yang melewati daerah itu pasti hartanya dirampok sampai ludes. Kalau menolak akan dibunuh,” ucap Tuan Hamid.

“Menurutmu apa yang harus aku lakukan?” tanya Tuan Hamid mengimbuhkan.

Sejenak Abu Nawas terdiam. Dalam hati ia berkata, “Mereka memang perampok yang sadis. Aku dengar tidak ada yang bisa selamat melewati daerah itu kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

“Ya sudah begini saja Tuan Hamid. Aku akan membantumu, biarkan aku yang melakukan tugas itu,” ucap Abu Nawas.

“Maksudmu, kau yang akan mengantar emasnya?” tanya Tuan Hamid.

“Benar Tuan Hamid. Itu pun kalau Tuan mengizinkan,” jawab Abu Nawas.

“Tentu saja Abu Nawas. Aku justru berterima kasih. Kalau kau berhasil menjalankan tugas ini akan aku beri hadiah,” kata Tuan Hamid kegirangan.

Singkat cerita berangkatlah Abu Nawas membawakan emas Tuan Hamid. Dia ikut rombongan kabilah besar yang sama-sama menuju negeri seberang.

Saat tengah malam tiba, sampailah mereka di tengah gurun pasir yang merupakan daerah komplotan perampok sadis.

Dari kejauhan Abu Nawas melihat ada gubuk kecil yang dihuni oleh satu orang, maka terlintaslah di benaknya sebuah ide untuk menyelamatkan emas yang dibawa.

Sebelum dihadang para perampok, lebih baik aku titipkan emas ini kepada orang penghuni gubuk itu,” pikir Abu Nawas.

Ia pun segera memisahkan diri dari rombongan dan berjalan menuju gubuk itu. “Kawan, bolehkah aku menitipkan barang ini sebentar?” tanya Abu Nawas.

“Orang penghuni gubuk itu menjawab, ‘Oh silakan taruh saja di dalam’.”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *