Hikmah Malam: Apa yang Harus Dilakukan, Jika Menghadapi Orang Sakaratul Maut?

Menghadapi Orang Sakaratul Maut
ilustrasi: Sakaratul Maut
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.co.idSetiap orang pasti pernah mengalami Sakaratul maut ketika ajal berakhir. Ini adalah ketetapan Allah SWT.

Penjelasan ini tertuang dalam Al-Qur’an pada surat Ankabut ayat 57. Allah SWT berfirman,

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.

Menurut Imam Al Qurthubi dalam At Tadzikrah Jilid 1 terjemahan H. Anshori Umar Sitanggal, makna sakaratul maut merujuk pada salah satu sabda nabi yang berbunyi, “Sesungguhnya kematian itu diiringi sakarat-sakarat.” Dengan kata lain, sakaratul maut adalah kesusahan menjelang kematian hingga perlahan kehilangan kendali anggota tubuh satu per satu.

Mengutip Imam Ghazali di dalam buku Makna Kematian Menuju Kehidupan Abadi karya KH. Muhammad Sholikhin, sakaratul maut diartikan sebagai ungkapan rasa sakit. Rasa sakit ini menyerang inti jiwa dan menjalar ke seluruh bagian jiwa sehingga tiada satu pun bagian jiwa yang terbebas dari rasa sakit tersebut.

Jadi, umat Islam hendaknya mendampingi serta membimbing orang yang sedang sakaratul maut untuk berdzikir kepada Allah SWT. Selain itu, ada beberapa yang harus muslimin lakukan saat menghadapi orang yang sakaratul maut. Berikut beberapa di antaranya.

6 Hal yang Dilakukan saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut

Menurut buku Fiqih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq, berikut ini adalah hal yang harus dilakukan saat menghadapi orang sakaratul maut.

  1. Men-talqin

Jika sedang menghadapi orang yang sakaratul maut, bantu dirinya untuk mengucapkan kalimat tauhid atau hal ini juga dikenal dengan talqin. Seperti yang diriwayatkan menurut hadits dari Imam Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi yang meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda,

لَقِنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه

Artinya: “Tuntunlah orang yang sedang sakaratul maut untuk mengucapkan kalimat: Tidak ada Tuhan selain Allah.” (HR Muslim)

Kemudian hadits riwayat Abu Daud yang dishahihkan oleh Imam Hakim dari Muadz bin Jabal RA. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهَ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Artinya: “Siapa yang akhir dari ucapannya adalah kalimat: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, maka ia akan masuk surga.” (HR Abu Daud)

Talqin hanya dilakukan kepada orang yang masih memiliki ingatan dan memungkinkan untuk berbicara. Sementara itu, orang yang sudah lemah dan tidak mampu untuk berbicara, hendaknya dia dianjurkan untuk mengulang kalimat tauhid dalam hati saja.

Sebagian ulama berpendapat kalimat yang perlu diajarkan kepada orang yang sedang sakaratul maut, yaitu la ilaha illallah.

Namun, sebagian ulama lainnya berpendapat, kalimat tauhid yang dimaksud berupa syahadat. Sebab, tujuan utama dari talqin untuk mengingatkan kepadanya tentang dua kalimat syahadat yang pernah diucapkannya.

  1. Membaringkannya ke Sebelah Kanan

Jika ada orang yang sakaratul maut, muslim dapat menghadapkan tubuh orang tersebut ke arah kiblat dan baringkan dirinya ke sebelah kanan.

Imam Ahmad meriwayatkan ketika Fatimah binti Muhammad sedang sakaratul maut, ia menghadap ke arah kiblat dan berbantalkan tangan kanannya.

Dalam suatu riwayat lainnya yang bersumber dari Asy-Syafi’i, disebutkan orang yang sakaratul maut hendaknya ditidurkan terlentang lalu tengkuk kakinya diarahkan ke kiblat dan kepalanya sedikit diangkat sehingga mukanya menghadap ke arah kiblat.

  1. Membacakan Surah Yasin

Hal lain yang dapat dilakukan muslim ketika menghadapi orang dalam keadaan sakaratul maut adalah membacakan surah Yasin. Hal ini didasarkan dari hadits, Imam Ahmad, Abu Daud, Nasai, Hakim, dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ma’qal bin Yasar. Rasulullah SAW bersabda:

من حديث معقل بن يسار المزني عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال : اقرؤوا {يس} عند موتا كم

Artinya: “Dan bacakanlah surat yasin kepada orang yang meninggal dunia di antara keluarga kalian.”

  1. Memejamkan Matanya

Ketika seseorang sudah mengalami sakaratul maut dan meninggal dunia, pejamkan kedua matanya. Hal ini berdasarkan pada sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mendatangi Abu Salamah yang sudah meninggal dunia. Saat itu, beliau melihat mata Abu Salamah terbelalak lalu Rasulullah SAW memejamkan matanya. Beliau bersabda:

إن الروح إذا قبض تبعه البصر

Artinya: “Apabila ruh dicabut, maka mata akan mengikutinya.” (HR Muslim)

  1. Menutupi Seluruh Tubuhnya

Jika orang yang sakaratul maut kemudian telah meninggal dunia, tutup seluruh tubuhnya agar auratnya tidak terlihat.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah RA, ia berkata bahwa ketika Rasulullah SAW wafat, tubuh beliau diselimuti dengan pakaian hibrah (pakaian khas Yaman). (HR Bukhari dan Muslim)

  1. Persiapan Mengurus Jenazah

Jika keluarga telah yakin orang yang sakaratul maut telah meninggal dunia, hendaknya langsung segera dimandikan, disalati, kemudian dikubur karena agar jasad tidak mengalami kerusakan.

Abu Daud meriwayatkan dari Husain bin Wahwah, ketika Thalhah bin Barrak sedang sakit, Rasulullah SAW menjenguknya. Beliau pun berkata, “Sesungguhnya aku melihat Thalhah sudah meninggal dunia. Beritahu aku keadaannya dan bersegeralah mengurus jenazahnya karena sesungguhnya mayat seorang muslim tidak patut ditahan di tengah-tengah keluarganya.” (HR Abu Daud)

Pengurusan jenazah memang harus disegerakan tetapi boleh ditunda dengan alasan menunggu kedatangan keluarga dekatnya selama jasad jenazah tidak dikhawatirkan mengalami perubahan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *