Kultum 416: Orang Zhalim Tidak Disukai Allah

Orang Zhalim Tidak Disukai Allah
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Istilah Zalim (kadang ditulis Dzalim atau Dholim) (ظلم) dalam ajaran Islam dedefiisikan sebagai meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin dan lawan kata dari zalim adalah adil. Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dzho lam mim” (ظ ل م ) yang artinya gelap.

Di dalam al-Qur’an digunakan kata ‘zhulm’, selain itu juga digunakan kata ‘baghyu’, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar hak orang lain. Namun pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.

Kata zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidakadilan dan banyak lagi. Pada dasarnya sifat zalim tersebut berarti bahwa sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

Di dalam Islam, orang zalim diancam dengan siksa neraka. Tetapi siksa bukan saja

orang yang tidak berbuat zalim bisa saja terkena siksaan, sebagaimana firman Allah Subhanahau wata’ala,

وَاتَّقُوۡا فِتۡنَةً لَّا تُصِيۡبَنَّ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا

مِنۡكُمۡ خَآصَّةً‌ ۚ وَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰهَ

شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ‏

Artinya:

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang dzhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya (QS. Al-Anfal, ayat 25).

Ayat tersebut berisi peringatan untuk berhati-hati karena azab yang tidak hanya menimpa yang zalim saja, tetapi menimpa secara umum baik yang zalim maupun yang tidak zalim. Karena itu secara syar’i, wajib hukumnya bagi orang yang melihat kezaliman / kemunkaran dan mempunyai kesanggupan, untuk menghilangkan kemunkaran itu. Selain makna tersebut, kata zalim juga bermakna menembah selain Allah (Al-Baqarah, ayat 165); (Hud, ayat 101); (Al-Maa-idah, ayat 47).

Dalam Kultum kali ini, kita akan lihat makna kata/ istilah dzhalim dlam surat Ali Imran ayat 140. Allah Subhanahau wata’ala berfirman,

اِنۡ يَّمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٌ فَقَدۡ مَسَّ الۡقَوۡمَ قَرۡحٌ

مِّثۡلُهٗ‌ؕ وَتِلۡكَ الۡاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ النَّاسِۚ

وَلِيَـعۡلَمَ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَيَتَّخِذَ

مِنۡكُمۡ شُهَدَآء وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيۡنَ

Artinya:

Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang dzhalim (QS. Ali ‘Imran, ayat 140).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *