Hikmah Malam: Masuklah Surga, Mengapa Enggan?

Masuklah Surga
ilustrasi: surga
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Fakta empiris anak-anak yang berbakti kepada orang tuanya.

Tak kurang sejumlah besar konglomerat Indonesia menempati papan atas nama-nama terkenal. Mereka memiliki dan memimpin perusahaan-perusahaan ternama bukan karena bekal kuliahan. Bukan karena produk pendidikan Universitas Paman Sam. Tapi lebih karena mereka memuliakan para orang tuanya melebihi siapa pun. Kisah mereka bertebaran di kanal You Tube atau media sosial yang lain.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sikap mereka kepada para karyawan pun terkenal menawan. Akibat santun dan sopan kepada para orang tuanya, berimbas kepada kebaikan sikapnya pada para karyawan.

Tokoh-tokoh dunia internasional yang serupa dengan mereka pun tak kurang hitungan. Di seluruh dunia, global. Mereka adalah tokoh-tokoh yang sangat berbakti kepada para orang tuanya. Bakti itu menjadi pemantik sukses siapa pun di seluruh dunia. Tidak terkait suku, ras atau tidak terkait atribut apa pun.

Ada bimbingan Rasulullah yang memang bersifat universal, bimbingan kepada siapa pun yang menginginkan hidup di dunia ini laksana hidup di surga. Hidup bahagia sejahtera, selalu mendapat kemudahan menuju sukses, sukses berlimpah, hati tenang dan selalu senang. Selalu puas dalam ridlo Tuhan.

“Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga [berkehidupan surgawi-terjemah].” Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah RA.

Melalui hadits ini, rupanya bakti anak kepada orang tua merupakan indikator apakah dia termasuk orang yang benar shalih atau hanya fatamorgana. Bagaimana tidak, jika kepada orang yang paling berjasa saja di dalam hidupnya dia tidak mampu berterimakasih, kepada siapa lagi yang dia pantas melakukannya. Andai dia mendahulukan berterimakasih selain kepada orang tuanya, maka di manakah letak logika sehatnya? Mendahulukan yang bukan pantas daripada yang pantas.

Wajar kalau Rasulullah mengingatkan dosa besar durhaka kepada orang tua itu nomor dua setelah dosa syirik, menyekutukan Allah. “Maukah kalian kuberi tahu tentang dosa paling besar? Yaitu, syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Hadits diriwayatkan dalam Ash-Shahihain dari Abu Bakar RA

Semoga setiap kita berebut menikmati kehidupan surgawi dunia-akhirat. Buktikan bahwa kita bukan yang enggan, melalui menyempurnakan bakti kepada orang tua!

Oleh: Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *