Kultum 490: Bukankah Kita Ingin Hidup Mudah?

Bukankah Kita Ingin Hidup Mudah?
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.co.id – Sebagai umat Islam, kita telah membaca Al-Qur’an dan mendapatai bahwa Allah Subhanahu wata’ala menghendaki kemudahan bagi kita dalam beberapa hal. Akan tetapi, apakah Allah juga menghendaki kemudahan bagi kita dalam semua aspek kehidupan? Ternyata kita perlu merenng dan mengkaji hal ini lebih lanjut.

Yang kita pahami adalah bahwa Allah menghendaki kemudahan bagi kita, bukan kesulitan. Tetapi kehidupan dunia ini tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi kemudahan dan kenyamanan yang kontinyu. Persepsi kita tentang kemudahan dan kesulitan tidak sama dengan apa yang dikehendaki Allah Subhanahu wata’ala.

Persepsi manusia yang berbeda dan sangat bervariasi di seluruh umat manusia ini juga membuat kita tidak mudah untuk mengatakan bahwa sesuatu hal itu sulit atau mudah. Sebaliknya, kemudahan juga memiliki implikasi yang berbeda, sebagaiman kesulitan juga memiliki interpretasi yang berbeda bagi setiap individu.

Selanjutnya, di dalam Al-Qur’an surat Al-Syarh, kita telah dapati Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman,

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

Artinya:

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Asy-Syarh, ayat 5).

Bahkan Allah Subhanahau wata’ala juga mempertegas ayat ini dengan ayat berikutnya yang terbaca,

اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

Artinya:

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS. Asy-Syarh, ayat 6).

Dalam pandangan yang tergesa-gesa, kita mungkinmengatakan bahwa ayat-ayat ini terasa menyedihkan, karena terasa bertolak belakang dengan yang kita rasakan. Sekalai lagi, itu jika kita tafsirkan secara tergesa-gesa. Bagaimana tidak? Lihat saja kita dijanjikan (al-Usr) yakni kemudahan, tetapiyang kita rasakan adalah (al-Yusr) yakni kesulitan.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *