Melawan Bungkam
Oleh : Ahmad Sastra
Adalah Fir’aun, tirani absolut Mengganggap dirinya berkuasa penuh Mengangkat dirinyu sebagai tuhan Tak pernah salah dan tak pernah lemah Tanpa tanding, tanpa lawan Membungkam semua suara yang mengusik nafsunya Congkak dan sombong jadi pakaiannya Melenyapkan siapapun yang dianggap menghalangi kuasanya
Adalah Fir’aun, sang tirani absolut Dengan segala kekuatan dan kuasanya Dia buat keonaran dan lantas mengatasinya Agar orang semakin mengaguminya Bahkan memujanya Bak pahlawan yang penuh jasa atas kehidupan Padahal nafsu angkara murka yang menggerakkan jiwanya
Adalah Fir’aun, sang tirani absolut Dengan kekuatan dan kuasanya Mampu melakukan apa yang dia suka Harta melimpah tak terkira Membunuh siapa saja yang tak disuka Membunuh semua laki-laki yang kelak akan menyainginya Dari orang tua hingga anak-anak tak berdoa Membiarkan hidup bagi yang mau memuja Mengatur negara dan rakyat semau nafsunya Membungkam semua suara kebenaran
Tapi sayang seribu sayang Ada yang lupa dari perhatiannya Kehadiran Musa dalam kehidupannya Sebagai mukjizat dari Sang Maha Kuasa Membawa risalah kebenaran Menyelamatkan manusia dari belenggu kuasa Menolak setiap kezaliman Melawan setiap kedurjanaan Menyuarakan kebenaran meski jiwanya terancam Menolak bungkam, melawan bungkam
Dalam sejarah manusia Ada fir’aun pemuja angkara murka yang bengis Ada pula Musa pemuja Tuhan yang lembut Orang yang memeluk kebenaran agama Tuhan Hati dan wataknya akan lembut dan penuh kasih Orang yang membenci agama Tuhan Selalu menjadi bengis, kejam dan kesetanan Jadi siapa yang salah, Fir’aun atau Musa
Fir’au hanyalah cermin Untuk wajah kita hari ini Agar bisa direnungkan Bahwa mungkin orang bisa jadi superior pada waktu tertentu Tapi dia tidak mungkin bisa menghebat selamanya Sebab satu saat nanti Pasti akan dihentikan oleh waktu
Fir’aun hanyalah cermin Untuk wajah kita hari ini
Tetaplah jadi Musa Tetaplah menolak bungkam Tetaplah melawan bungkam Sebab dakwah mesti sepanjang masa
Tetaplah melawan bungkam Jangan berhenti Kecuali mati