HAJINEWS.ID,- Banyak sifat manusia yang terlihat begitu khusyuk kalau mengajukan permohonan kepada Allah, tapi kadang juga lalai tak mendekat kepada-Nya kalau sedang mendapat kenikmatan. Mungkin hal ini juga ada pada kita.
Jelasnya, manusia berdoa hanya ketika kesusahan. Manusia rajin beribadah hanya ketika tertimpa musibah. Namun ketika kesulitan dan cobaan itu hilang, mereka kembali melanggar Allah seakan tidak pernah meminta bantuan kepada-Nya. Allah berfirman:
وَإِذَا مَسَّ الإِنسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنبِهِ أَوْ قَاعِداً أَوْ قَآئِماً فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَن لَّمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَّسَّهُ -١٢-
“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami Hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (kejalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.”
(QS. Yunus 12)
Begitu pula ketika manusia menjalani hidup yang serba kekurangan. Dia mulai solat lima waktu. Berpuasa sunnah. Selalu bersedekah untuk memancing rezeki dari Allah. Bahkan tak pernah lepas dari Solat tahajjud ditengah malam.
Namun ketika hidupnya mulai berkecukupan, dia mulai menunda solat. Jarang berpuasa. Lupa bersedekah sampai dia melakukan hal-hal yang melampaui batas. Seakan kebaikan hidup itu murni atas kerja kerasnya tanpa bantuan Allah swt.
كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى -٦- أَن رَّآهُ اسْتَغْنَى -٧-
“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,
apabila melihat dirinya serba cukup.” (Al-Alaq 6-7).
Ayat-ayat di atas mengingatkan kepada diri kita, agar tetap istiqamah, agar kita terjaga untuk tetap bersyukur dan tidak mendekat kepada-Nya kalau sedang butuh. (fur/dbs).