Mutira Pagi: Adakah “Pensiun” dalam Islam

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Pada usia di atas 40 atau 50 tahun, kita kerap sibuk dengan persiapan pensiun, persiapan hari tua. Biasanya, persiapan itu berkaitan dengan uang dan kesehatan. Kita sudah terpola untuk berpikir ingin hidup tenang di hari tua, duduk-duduk tanpa beban, hanya bermain dengan cucu, jalan-jalan ke sana ke mari.


Kita ingin hidup di zona nyaman….Atau kita hanya berpikir menghabiskan masa tua hanya dengan shalat dan membaca Quran dari waktu ke waktu, tanpa kegiatan lain. Itulah mindset kita, itulah fenomena yang terjadi di sekitar kita…?!

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400


Pun, ketika kita belum memasuki usia pensiun, baru mendekati atau memasuki usia 40 tahun, kita kerap sudah merasa bukan saatnya untuk aktif. Kita kehilangan gairah. Bahkan mungkin kehilangan arah:mau apa, mau ke mana, untuk apa…? 

Hanya ingin hidup tenang di zona nyaman…
Hanya ingin bersenang-senang, tak ingin bergerak..
Hanya ingin bercanda, berkumpul sana-sini, ngobrol ngalor-ngidul tanpa tujuan jelas…
Kita bahkan cenderung hanya ingin memikirkan diri sendiri,  makin tak peduli….Kita merasa sudah saatnya istirahat..!!


Tapi…, adakah Islam mengajarkan pola pikir semacam itu tentang hari tua..?
Ingatlah…, Rasulullah memulai hidup baru di usia 40 tahun. Demikian pula sahabat-sahabat beliau, seperti Abu Bakar Siddiq yang lebih muda 2 tahun enam bulan dibanding Rasulullah
Di usia itu, Rasulullah dan para sahabat memasuki perjuangan baru, meninggalkan kenyamanan yang selama ini mereka rasakan.

 
Harta, mereka infaqkan.. Martabat manusia mereka perjuangkan. Bukannya bersantai dan stagnan, mereka makin aktif dan dinamis….!!! Di usia tua, Rasulullah tidak sibuk dengan shalat dan membaca Quran saja…!!!, tapi beliau makin aktif membina hubungan dengan sesama manusia. Tidak hanya hubungan dengan Allah, tapi juga hubungan dengan manusia.


Beliau makin bermasyarakat makin terlibat dalam kehidupan sosial. Artinya….,memasuki usia pensiun bukan alasan kita untuk melepaskan diri dari kehidupan sosial dan hanya sibuk dengan diri sendiri. Ingatlah…., Islam itu tidak mengajari umatnya untuk egois dan selfish.

Hingga akhir hayat, Rasulullah…tidak pernah diam dan tidak juga ingin beristirahat.
Beliau bahkan ‘tidak tenang’ karena masih memikirkan umatnya. Beliau juga tidak meninggal dalam keadaan kaya, tidak dalam keadaan pensiun karena beliau tetap memimpin umatnya. Pensiunnya beliau adalah kematian.


Begitu juga sahabat-sahabat Rasulullah yang lain… Saya pribadi belum pernah mendengar sahabat Rasulullah pensiun ketika wafat. Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, contohnya. 

Konsep pensiun yang umum dipahami masyarakat membuat kita lupa bahwa bertambah usia itu berarti kesempatan hidup kita makin berkurang…..!!! Waktu yang bisa kita gunakan untuk meraih mimpi sebagai manusia sukses versi Allah makin sempit. Manusia sukses versi Islam itu menurut hadist adalah, “Yang terbaik di antaramu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia…!!!

Hadis ini menyiratkan bahwa Hubungan sosial, kerja sosial, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama adalah kunci kesuksesan…!!! Nah….sejauh ini, apa yang sudah kita lakukan untuk sesama? Jadi,.alih-alih….mengendur, di usia pertambahan usia dan bahkan di usia senja, semangat dan upaya kita untuk menjadi manusia yang bermanfaat harus lebih tinggi. Alih-alih….berpangku tangan, kita harus berkejaran dengan waktu untuk mengejar target menjadi manusia bemanfaat sebelum deadline (baca: ajal) tiba.

Bertambah usia…,kita harus makin merambah dunia berbagi dan menjadi sosok bermanfaat, bukan berpikir untuk hidup santai dan sekadar menghabiskan waktu dengan hal-hal tak jelas…!  Lagipula, makin pasif seseorang makin cepat pikunlah dia. AlhasiL….., jika memang kita ingin mempersiapkan hari tua, selain menyiapkan “uang” agar tidak berkekurangan…, yang lebih penting adalah menyiapkan apa yang bisa kita lakukan.. agar kita bisa bermanfaat bagi sesama di hari tua, sampai hari kita menutup mata.

Pikirkanlah bagaimana kita mengerjakannyaagar kita tidak menjadi beban orang lain…
Waktu terus bergerak….Sebagai khalifah Allah, kitalah yang harus menguasai waktu, bukan tergerus olehnya. Tak ada kata terlambat untuk memulai hidup baru. Tua, bukan alasan untuk putus asa. Merasa tua dan berpikir bukan saatnya untuk hidup aktif dan dinamis sepertinya bukan pilihan yang tepat..! Justru, kita harus lebih hidup dan bersemangat

Tidak ada kata pensiun untuk menjadi manusia sukses di mata Allah.
Harta tidak kita bawa mati, hanya amal kebaikan kita yang bisa menemani….
Mari menjadi sosok yang pandai menggunakan peluang dan waktu untuk hal-hal berguna bagi sesama, bukan hanya untuk diri sendiri.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *