Keutamaan Belajar Ilmu Agama

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh M. Masrifan Djamil

Fadhilah (keutamaan) ngaji (menuntut) ilmu agama telah banyak diulas. Secara ringkas dapat dijelaskan sbb:

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

1. Dimudahkan jalannya menuju surga. (Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, riwayat Muslim dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib).

2. Para malaikat ridha apa yang dikerjakannya. (Hadits riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib)

3. Mendapatkan pahala haji secara sempurna. (Hadits riwayat Ath-Thabrani, dinilai hasan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib)

4. Kedudukannya seperti orang-orang yang berjihad di jalan Allah. (Hadits riwayat At-Tirmidzi, dinilai hasan li ghairihi oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib)

5. Mendapat ketenangan (sakinah), rahmat, dikelilingi malaikat. (HR Bukhari dan Muslim)

6. Segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi, memintakan ampun untuk penuntut ilmu (HR Abu Ya’la, sahih).

7. Memberikan petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu dibandingkan dengan unta merah (yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal, pen.). HR Bukhari dan Muslim.

MOTIVASI

Dasar yang harus menjadi gaya dorong (motivasi) yang tak pernah habis, menyebabkan keinginan kuat mengalahkan urusan duniawi yang bisa diatur ulang, merasa menyesal kalau tidak hadir ngaji ialah antara lain dengan cara meyakini bahwa akherat lebih utama daripada dunia. Bukan hanya fifty – fifty, sebagaimana firman Allah ﷻ:
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).

Dan sabda Rasulullah ﷺ:
مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ؛ جَمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتْ نِيَّتُهُ الدُّنْيَا؛ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَـمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ.
“Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya.” (HR Ahmad, Ad-Darimi; sahih)

Betapa banyak muslimin yang salah memahami, dikira dunia dan akherat itu seimbang. Padahal akherat itu lebih panjang, abadi, ada syarat untuk bahagia di akherat atau di surga, yakni dengan ilmu agama dan dipraktekkan (amal shaleh).

Betapa banyak orang muslim, tetapi tak tahu agamanya, sehingga merasa cukup amalan meniru ortu, keluarga besar, kelompoknya atau kebanyakan manusia (umumnya). Meyakini “pokoknya sudah berbuat baik”. Mengira pasti masuk surga karenanya. Maka tak merasa perlu ngaji. Betapa banyak yang mengira ilmu agama yang benar yang berasal hanya dari kelompok/lingkungannya.

OLEH KARENA ITU…..

Agar yang sudah suka ngaji dirutinkan dan dipersering frekuensinya, karena ilmu Islam itu amat luas dan dalam. Bagi yang belum suka ngaji, dasar di atas semoga membantu. Oleh karenanya tancapkan motivasi dalam dada keyakinan sebagai berikut:

(1). Pahalaku belum tentu lebih banyak dari dosaku, karena aku tak tahu, amalku diterima atau tidak, sedang dosaku setiap hari pasti ada.
(2). Kita bermohon rahmat Allah azza wa jalla, semoga amal kita diterima, dosa kita diampuni.
(3). Lebih baik kita manfaatkan waktu kita untuk amal shaleh, antara lain ngaji. Karena waktu kita (umur) amat terbatas untuk mengerti ilmu agama, untuk mengumpukan pahala demi ridlo Allah dengan ilmu. Dengan itu maka ada faedah (manfaat)-nya untuk tujuan akhir kita (ridlo Allah dan surga). Selalu ingat anjuran Rasulullah ﷺ di atas, amat rugi jika tidak hadir di majelis ngaji.
(4). Di majelis ilmu dan dzikir, karena bertaqorrub kepada Allah dan Rasul-Nya, ditunggui malaikat, in syaAllah doa kita maqbul.
(5). Kita terpacu atas taushiyah ustadz di majlis ilmu, sekaligus terpacu karena berjamaah.
(6). Kelak kalau menghadap kepada Allah ﷻ, bekal kita adalah iman dan amal shaleh kita, diberi balasan surga yang tingkatannya sesuai amal kita. Mumpung masih sempat, masih diberi hidup, mengapa tidak diutamakan. Urusan dunia, bisa diatur, asal kita mau.

Semoga kita selalu dimampukan Allah untuk itu. Aamiin.
(dikumpulkan dari banyak sumber oleh MMD, 6 Jumadil Akhir 1441 / 31 Januari 2020.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *